Teka-teki Penyebab Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Zoro: Petir Tropis Miliki Kekuatan Besar

2 April 2021, 20:07 WIB
Warga sekitar kilang minyak Balongan yang mengungsi akibat kebakaran tangki kilang minyak milik Pertamina sejak Senin lalu, 29 Maret 2021. /ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa/

PORTAL MAJALENGKA - Terkait penyebab kebakaran tangki kilang minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat, saat ini masih menjadi teka-teki.

Kepala Pusat Penelitian Petir (Lightning Research Center/LRC) Sekolah Teknik Elektro & Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Reynaldo Zoro menyebut petir mungkin menjadi penyebab kebakaran tangki kilang minyak Balongan.

Menurut dia, di Indonesia petir tropis memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan petir subtropis. Karena itu dia berpendapat petir bisa menjadi penyebab kebakarang tangki kilang minyak Balongan.

Lebih lanjut Zoro menyebutkan, petir tropis memiliki sambaran tinggi, amplitudo besar, gelombang sangat curam. Serta impulse force-nya bisa menghancurkan dan muatan arus petir jauh lebih besar.

Baca Juga: Pengemudi Fortuner Koboi yang Todongkan Pistol ke Pemotor Diringkus Polisi

Baca Juga: Viral Aksi Koboi Pengemudi Fortuner Tabrak Pemotor Lalu Todongkan Pistol, Duduga Mabuk

"Sebenarnya tangki-tangki Pertamina memenuhi standar pengamanan. Hanya saja, karena petir tropis memang sangat kuat, bisa membuat tangki berlubang," kata dia dilansir dari Antara.

Dia mengenalisis, ketika tangki berlubang memungkinkan terjadinya kebakaran. Sebab, tiga komponen penyebab kebakaran adalah spark yang berasal dari petir, bahan bakar, dan oksigen.

Sebelimnya oksigen tidak ada. Tetapi ketika tangki bolong, maka ada ruang untuk oksigen.

Baca Juga: Tangki Kilang Minyak Balongan Terbakar Lagi setelah Sempat Padam, Ini Penyebabnya

Baca Juga: Asal Usul Senjata Api Pelaku Penyerangan Mabes Polri, Begini Keterangan Polisi

Zoro juga menyebut, secara historis banyak kebakaran tangki kilang yang disebabkan sambaran petir. Salah satunya kilang di Malaysia.

"Saking banyaknya, sampai pernah dibukukan. Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai tangki kilang yang pernah terbakar akibat petir. Termasuk di kilang Malaysia," katanya.

Terkait penyataan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan petir tidak terjadi di daerah sekitar Balongan pada saat kebakaran tangki Pertamina, menurut Zoro, terlalu dini jika BMKG menyatakan hal itu.

Baca Juga: Mulai 1 April, Hasil Layanan Pemeriksaan GeNose Berlaku 1x24 Jam

Baca Juga: Mabes Polri Diserang Teroris, Presiden Jokowi Perintahkan Ini ke Kapolri

Dia menilai, lightning detector milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kurang akurat untuk melakukan evaluasi detail. Karena lebih banyak ke arah cuaca.

Menurut dia, terdapat dua hal penting untuk melakukan evaluasi mengenai lightning detection system yakni local accuration dan detection efficiency.

"Kalau mau evaluasi, kita harus menggunakan data yang baik dan alat yang canggih. Kalau peralatan BMKG itu agak berbeda," katanya.

Baca Juga: Kronologi Teror Mabes Polri: ZA Tembak 6 Peluru, Polisi Sekali Tembakan Mati

Baca Juga: OTK Diduga Teroris Tewas setelah Baku Tembak dengan Polisi di Mabes Polri

Zoro mengungkapkan, data satelit Himawari yang dikenal sangat akurat menyatakan bahwa di sekitar Balongan sekitar pukul 00.00-03.00 WIB, terjadi pergerakan badai petir.

"Bahkan, menurut pengamatan Himawari, dari sore sampai pukul 05.00 pagi. Dan konsentrasi petir tertinggi justru berada pada waktu yang diklaim BMKG," katanya.

Sedangkan hasil monitoring lighting detector BMKG, kerapatan petir sekitar pukul 00.00- 02.00 WIB, justru berkumpul pada bagian barat kilang minyak Balongan atau sejauh kurang lebih 77 kilometer.

Baca Juga: Kapolri Sebut Penyerang Mabes Polri Lone Wolf Beridelogi Radikal ISIS

Baca Juga: Tangki Kilang Minyak Balongan Terbakar Lagi setelah Sempat Padam, Ini Penyebabnya

Seperti diberitakan Portal Majalengka sebelumny, kompleks kilang minyak Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, meledak dahsyat pada Senin dini hari, 29 Maret 2021.

Sejumlah sumber informasi menyebutkan, awal mula kilang minyak Balongan meledak terjadi sekitar pukul 01.00 WIB.

Untuk diketahui, Kilang VI Balongan merupakan satu dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero). Kliang ini mulai beroperasi pada 1994.

Baca Juga: 1 Orang Dilaporkan Meninggal saat Kilang Minyak Balongan Meledak

Baca Juga: Pertamina Minta Masyarakat Tidak Panic Buying, Stok BBM Aman

Kegiatan bisnis utama di kilang ini adalah mengolah minyak mentah dari Duri dan Minas menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), non BBM dan petrokimia.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler