Tantangan Koalisi Pengusung Prabowo Pasca Golkar-PAN Resmi Gabung Menurut Peneliti IPI

14 Agustus 2023, 18:54 WIB
Tantangan Koalisi Pengusung Prabowo Pasca Golkar - PAN Resmi Gabung Menurut Peneliti IPI /

PORTAL MAJALENGKA - Langkah Prabowo menuju pilpres 2024 dinilai semakin mantap ketika dua partai besar yakni Golkar dan PAN dengan jelas menyatakan dukungannya, pada Minggu, 13 Agustus 2023 kemarin.

Secara psikologis dukungan politik dari dua partai politik yakni Golkar dan PAN tersebut, sangat besar terasa. 

Peneliti Indikator Politik Indonesia (IPI) Bawono Kumoro mengatakan, itu berpengaruh terhadap keyakinan Prabowo menuju pendaftaran pasangan calon dua bulan mendatang

Baca Juga: PAN-Golkar Usung Prabowo, PDIP: Fokus Membangun Soliditas dan Kerja Politik Akar Rumput yang Kuat

Setelah PAN dan Golkar menetapkan arah dukungan capres, menurut Bawono- peta koalisi partai parlemen semakin jelas. Pasalnya dari 9 partai politik yang ada di parlemen saat ini semua sudah memiliki arah dukungan capresnya masing-masing.

Partai Golkar, Gerindra, PKB dan PAN diketahui mengusung Prabowo. Sementara Partai NasDem, Demokrat dan PKS mengusung Anies Baswedan. Adapun PDIP dan PPP mengusung Ganjar Pranowo.

"Dukungan Partai Golkar dan PAN terhadap Prabowo Subianto juga membuat peta koalisi pemilihan presiden menjadi semakin jelas.

Tidak ada lagi partai politik penghuni parlemen saat ini belum melabuhkan dukungan politik mereka terhadap bakal calon presiden," ujarnya. 

Baca Juga: Aksi Mogok Makan PRT di 6 Kota di Indonesia, RUU Perlindungan PRT Tersandera Kepentingan Politik

Bawono juga melihat sisi lain dari adanya pendukungan tersebut, peneliti IPI itu mengungkap sebuah tantangan dari partai koalisi pengusung Prabowo ini.

Tantangan tersebut, lanjut Bawono adalah bagaimana koalisi itu menemukan titik temu dengan figur cawapres.

"Tantangan saat ini bagi koalisi partai-partai politik pengusung Prabowo Subianto adalah mencapai titik temu konsensus siapa figur bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.

Namun secara logika apabila partai-partai tersebut telah memantapkan diri mereka untuk berkoalisi bersama mengusung Prabowo Subianto maka konsensus tersebut tidak sulit untuk dicapai," ujarnya.

Baca Juga: GOLKAR dan PAN Mantap Dukung Prabowo pada Pilpres 2024, Teken Surat Penerimaan Kerja Sama Politik

Pastinya partai pengusung Prabowo itu memiliki harapan agar kadernya digandeng demi mendapat efek ekor jas. Karena itu dalam hal ini, menurut Bawono butuh titik temu dari semua partai pengusung untuk menjaga soliditas.

"Partai-partai pengusung Prabowo Subianto itu tentu saja berhadap kader terbaik mereka atau figur memiliki kedekatan politik dengan mereka dapat digandeng menjadi pendamping Prabowo Subianto, agar mereka memperoleh efek ekor jas dalam pemilu 2024 mendatang," ujarnya.

Adanya harapan itu tentu akan menjadi tantangan sekaligus uji soliditas koalisi tersebut. Bawono juga memperkirakan jalan tengah atau titik temu konsensus koalisi itu adalah dengan menakar tingkat elektabilitas dan akseptabilitas dari figur bakal calon wakil presiden yang diajukan dari masing-masing partai koalisi.

Bahkan menurut Bawono bisa ada kemungkinan figur cawapres akan berasal dari luar partai koalisi. Karena dengan begitu soliditas partai koalisi akan semakin terjaga.

"Figur sebagai titik temu konsensus itu sangat mungkin tidak berasal dari internal koalisi atau dengan kata lain bukan merupakan figur kader dari partai-partai koalisi dengan demikian soliditas koalisi akan bisa lebih terjaga," pungkasnya.***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler