PTM Terbatas Butuh Kesiapan Anak Beradaptasi dengan Kebiasaan Baru

- 27 Oktober 2021, 10:30 WIB
Peyemprotan disinfektan dilakukan petugas hingga ke dalam ruangan kelas pasca dihentikannya kegiatan PTM terbatas dengan diketemukannya siswa dan tenaga pendidik terkonfirmasi positif Covid-19.
Peyemprotan disinfektan dilakukan petugas hingga ke dalam ruangan kelas pasca dihentikannya kegiatan PTM terbatas dengan diketemukannya siswa dan tenaga pendidik terkonfirmasi positif Covid-19. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

Tujuannya, supaya para remaja target vaksinasi dan para orang tuanya merasa lebih yakin dan aman dalam vaksinasi.

Sementara itu, menurut Psikolog/Pemerhati Anak Seto Mulyadi, dalam pelaksanaan PTM, semua pihak perlu memastikan kesiapan anak menjalankan adaptasi kebiasaan baru selama PTM terbatas.

Baca Juga: Pernyataan Yaqut soal Kemenag Hadiah untuk NU Digoreng, Wamenag Minta Pro Kontra Disudahi

“Siap sarana sekolah harus diiringi dengan siap anak,” tegas pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini.

Hal itu, menurutnya, dapat dilakukan pihak sekolah melalui pemberian simulasi daring untuk
pelatihan interaksi anak termasuk dalam menjaga Prokes. Dengan demikian ketika anak datang ke sekolah untuk PTM terbatas, mereka tidak banyak melakukan kesalahan.

Fasilitas daring, kata Kak Seto juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong anak memelihara
komunikasi dan bersosialisasi dengan kawan sebaya.

Baca Juga: Soal Kemenag Hadiah untuk NU, Yaqut: Dunia Milik Kita Berdua, yang Lain Ngekos

“Manfaatkan daring tidak hanya untuk akademis, tapi juga misalnya untuk tatap muka antar siswa agar anak terus tertarik berkomunikasi dengan teman,” tuturnya seraya menambahkan, kegiatan tersebut juga akan membuat anak lebih semangat saat kembali ke sekolah untuk menjalankan PTM terbatas.

Ia menjelaskan, komunikasi dan interaksi dengan kawan sebaya adalah bagian dari aspek
psikososial yang penting dalam pendidikan anak, sehingga harus difasilitasi. Selain oleh pihak sekolah, stimulasi semacam ini juga dapat dikoordinasikan di zonasi RT/RW untuk menjaga komunikasi antar anak agar tidak hilang.

Kak Seto juga mendorong orang tua untuk aktif mengembangkan diskusi keluarga, saling menjaga, dan menguatkan setiap anggota keluarga. “Dengan demikian, daya resiliensi dan adaptasi terhadap pandemi yang berkepanjangan ini makin kuat,” tegasnya.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah