Bunda Wajib Tahu! Ini 6 Tahapan Perkembangan Bermain Anak

22 Januari 2023, 09:30 WIB
Mainan untuk Mendukung Perkembangan Anak /Pixabay

PORTAL MAJALENGKA - Bunda, atau calon orangtua harus mengetahui apa saja perkembangan anak-anak.

Berikut ini, Portal Majalengka sudah merangkum tahapan perkembangan bermain anak yang wajib Bunda ketahui.

Bermain memang dunia anak-anak. Sekalipun sedang belajar, suasannya pun harus menyenangkan seperti sedang bermain.

Baca Juga: Pembangunan Tol Cisumdawu Masuk Seksi 6 Wilayah Majalengka, Bandara Kertajati Siap Buka Penerbangan

Dan setiap orangtua harus paham betul bahwa bermain bukan hanya soal bersenang-senang, tapi juga merupakan momen penting untuk membentuk pola pikir, berinteraksi, dan terlibat aktif dengan lingkungannya.

Lewat bermain, berbagai aspek perkembangan anak bisa tumbuh secara optimal. Termasuk perkembangan sosialnya.

Anak-anak mungkin nggak bisa langsung mingle dengan kawan bermainnya sebab ini juga merupakan sebuah proses yang perlu melewati tahapan-tahapan tertentu.

Untuk itulah, sosiolog asal Amerika, Mildred Parten mengkategorikan perkembangan bermain anak melalui 6 tahapan. Ini dia penjelasannya!

Baca Juga: Tak Hanya Diisi Talenta Lokal, Berikut Daftar 7 Pemain Garuda Select Berasal dari Eropa, Afrika, dan Australia

1. Unoccupied Play

Pada tahap ini anak belum terlibat langsung dalam kegiatan bermain. Mereka lebih banyak mengamati lingkungan sekitar yang menurutnya menarik.

Dan jika tidak ada yang menarik, mereka cenderung menyibukkan diri dengan menyentuh bagian tubuhnyam membuat gerakan dengan kaki dan tangannya, dan sebagainya.

2. Solitary Play

Masuk ke tahap solitary play, anak mulai bisa bermain aktif tapi masih asik sendiri dan belum tertarik bermain dengan orang lain.

Mereka cenderung tidak memperhatikan orang-orang atau anak-anak lain di sekitarnya.

Pada fase ini sifat egosentris  anak masih dominan, mereka hanya memusatkan perhatiannya pada diri sendiri dan belum ingin berinteraksi dengan anak di sekitarnya.

Biasanya mereka akan merasa terganggu jika didekati orang lain.

Baca Juga: Terkuak! Kronologi Serial Killer Bekasi yang Menewaskan 9 Korban Jiwa

3. Onlooker Play

Selanjutnya pada tahap onlooker play, si kecil udah mulah melihat dan mengamat anak-anak lain di sekitarnya nih mom tapi mereka belum tertarik dan menunjukkan minat yang besar untuk bermain bersama.

Tapi di fase ini anak mulai menyadari kalau mereka adalah bagian dari lingkungan sehingga mereka lebih banyak melihat, mengamati, dan mendengarkan anak-anak lain yang asyik bermain.

4. Parallel Play

Nah, kalau di fase ini anak sudah mulai mau main berdampingan datau berdekatan dengan anak-anak lainnya. Tapi meski begitu, mereka masih cenderung tidak mempedulikan satu sama lain.

Mereka hanya fokus pada mainan mereka sendiri. Bisa juga sih memainkan mainan yang sama tapi tidak ada kontak maupun interaksi di antara mereka selama bermain.

Baca Juga: Kuliner Khas Pekalongan yang Jarang Diketahui, Rasanya Enak dan Bikin Kangen

5. Associative Play

Kalau pada tahap ini, anak mulai nih menunjukkan interksi dengan kawan-kawan lainnya meskipun selama bermain mereka masih tampak tidak saling ‘bekerja sama’. Kalaupun ada, interaksinya masih minim.

Biasanya hanya sebatas percakapan sederhana atau saling meminjam mainan tapi belum ada pembagian peran atau kegiatan yang mengarah ke tujuan yang sama.

6. Cooperative Play

Nah, baru di fase cooperative play mereka baru bisa asik bermain dan tertarik dengan aktivitas anak-anak lain yang terlibat dalam permainan tersebut.

Mereka sudah mulai bisa memutuskan aturan mainnya juga sudah mulai bisa bekerja sama dan ada pembagian peran. Misalnya si A jadi dokter dan si B jadi pasiennya.

Baca Juga: Hasil Leicester vs Brighton and Hove Albion: Evan Ferguson Selamatkan sang Camar dari Kekalahan

Nah, jadi itulah 6 tahapan perkembangan bermain anak ya, Bunda.

Kalau sekarang Bunda suka bingung kenapa ya kok si kecil lebih suka main sendiri dan menolak kalau diajak bermain temannya, mungkin inilah jawabannya.

Bukan karena mereka penakut ataupun pemalu, hanya saja mereka masih berada di salah satu fase tersebut.

Jadi ketimbang salah berprasangka, pahami betul-betul tahapan sosialiasi anak ini ya, Bun!.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: indonesiamountesori.com

Tags

Terkini

Terpopuler