Hidup Sehat dan Berhenti Merokok Untuk Menghindari Dampak Terburuk COVID-19  

- 10 November 2020, 12:00 WIB
Juru bicara Covid 19, dokter Reisa Broto Asmoro memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin, 2 November 2020.
Juru bicara Covid 19, dokter Reisa Broto Asmoro memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin, 2 November 2020. /

Penanganannya  juga membutuhkan bantuan dokter spesialis yang andal.

Baca Juga: Bupati Majalengka Bagikan Sertifikat Tanah PTSL

“Perlu untuk memperhatikan risiko penyakit jantung, risiko penyakit pembuluh darah lainnya, bahkan risiko penyakit paru-paru selain COVID-19, sehingga orang yang masih merokok dan kurang aktivitas fisik, harus mengubah gaya hidup mereka agar lebih sehat. Jadi di masa depan, kalau kita memperhatikan COVID-19 saja, tanpa memperhatikan penyakit lainnya, bisa saja menjadi pandemi yang baru”, terang dr. Vito Anggarino Damay, Spesialis Jantung.

Salah satu gaya hidup yang bisa meningkatan risiko penularan COVID-19 dan penyakit tidak menular lainnya adalah merokok.

Selain seorang perokok harus melepas masker saat merokok, kebiasaan merokok beramai-ramai juga kerap tidak mengindahkan jarak yang aman.

Baca Juga: Penting! Warna Mobil Pengaruhi Harga Jual, Benarkah?

Ditambah lagi risiko virus yang masuk dari tangan yang memegang rokok pun masih ada.

Lebih daripada itu, COVID-19 adalah penyakit yang menyerang paru-paru, sementara merokok merusak fungsi paru-paru dan menurunkan kekebalan tubuh.

Saat perokok terinfeksi COVID-19, lebih susah memerangi virus ini.

Bukti-bukti yang ada saat ini menunjukkan bahwa perokok memiliki tingkat kematian dan keparahan yang lebih tinggi dibanding pasien COVID-19 yang bukan perokok.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah