Inflasi memang sangat berguna untuk alasan dan kepentingan tertentu, namun jika terlalu tinggi dikhawatirkan akan mempersulit kondisi ekonomi masyarakat.
Inflasi tinggi, itu berarti harga produksi dan komoditas menjadi mahal sehingga tidak mampu dijangkau oleh masyarakat, khususnya bagi kalangan menengah ke bawah.
Baca Juga: Jokowi : Indonesia Bridge Builder, Dukung Palestina Merdeka
Kondisi perekonomian akan semakin parah jika kenaikan inflasi tersebut tidak diikuti dengan daya beli masyarakat yang tinggi.
Sri Mulyani juga sudah mengungkap kondisi daya beli masyakat Indonesia atau konsumsi Rumah Tangga kontraksi Minus 3% sampai minus -1,5%.
Selain inflasi, deflasi yang tinggi juga bisa menyebabkan resesi ekonomi. Harga komoditas yang menurun secara drastis ternyata mampu mempengaruhi tingkat pendapatan dan laba perusahaan.
Baca Juga: Ibadah Umrah Kembali Dibuka 4 Oktober 2020
3. Nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor
Aktivitas ekspor dan impor perlu dilakukan untuk menjalin kerja sama ekonomi dengan negara Internasional. Dengan adanya kegiatan ekspor dan impor barang, kebutuhan akan suatu produk di masing-masing negara akan terpenuhi dengan baik.
Bagi negara yang kekurangan komoditas karena tidak mampu melakukan produksi sendiri, bisa memilih untuk mengimpor dari negara lain. Sementara, bagi negara yang memiliki komoditas lebih maka bisa melakukan ekspor ke negara lain yang membutuhkan.