Kiai Hamid Dimyathi Tremas Pacitan dan Belasan Santrinya Menjadi Korban Kekejaman PKI 1948

- 8 Oktober 2022, 14:05 WIB
Ilustrasi. Naik MRT Bisa dengan Tiket Berbasis Pengenalan Wajah
Ilustrasi. Naik MRT Bisa dengan Tiket Berbasis Pengenalan Wajah /kebudayaan kemdikbud/

PORTAL MAJALENGKA - Pada 18 September 1948, PKI yang dipimpin Muso mulai menguasai Karesidenan Madiun dan sekitarnya termasuk kabupaten Pacitan.

Para komplotan PKI menjalankan aksinya sampai beberapa bulan berikutnya, hingga mereka diringkus oleh pasukan Siliwangi kala itu.

Aksi PKI 1948 memang kerap memakan korban para tokoh atau pejabat yang notabene menolak akan hadirnya PKI dengan pahamnya.

Baca Juga: Kesaksian Kemal Idris Salah Satu Pasukan Siliwangi Atas Kekejian PKI pada Korbannya Tahun 1948

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:133), di Pacitan, situasi kacau sebelum meletusnya aksi PKI 1948 sudah dirasakan Kiai Dimyathi.

Diketahui Profesor Ali Mukti, Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan II era Presiden Soeharto, merupakan alumni pesantren tersebut, beliau nyantri di sana pada tahun 1940.

Pesantren Tremas ini terletak di Kecamatan Arjosari, kurang lebih sekitar 15 Km sebelah utara Kota Pacitan, kala 1948, pesantren Tremas dipimpin langsung oleh KH. Hamid Dimyathi.

Baca Juga: 2 Kiai Pesantren Gontor dan Santrinya Disekap PKI Bersama Bom yang Siap Meledak Kapan Saja

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan, Kiai Dimyathi tercatat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), sekaligus aktivis Partai Masyumi.

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x