Bagaimana Jika Indonesia Dijajah Inggris, Apakah Indonesia Akan Jadi Seperti Singapura?

- 17 Agustus 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi penjajahan.
Ilustrasi penjajahan. /Twitter/@tukangpulas/



PORTAL MAJALENGKA – Bangsa Inggris merupakan salah satu penjajah yang menguasai wilayah Indonesia pada masa pra kemerdekaan.

Menjadi negara ke-4 yang melakukan penjajahan di Indonesia, Pasukan Inggris merebut wilayah dari tangan Prancis pada tahun 1811 Masehi.

Sebelum jatuh ke tangan Inggris, wilayah Indonesia sebelumnya sudah lebih dahulu dijajah oleh Portugis (1509 – 1595 Masehi), Spanyol (1521 – 1529 Masehi), dan Prancis (1795 – 1811 Masehi).

Baca Juga: Habib Hamid AL Kadrie Sultan Hamid II Sang Pencipta Lambang Negara Indonesia

Kedatangan Inggris ke wilayah di Indonesia, diawali dari “surat Kew” yang dibuat oleh Raja Willem V yang menyatakan bahwa seluruh daerah jajahan Belanda diserahkan ke pihak Inggris.

Berawal dari surat tersebut, Lord Minto kemudian melakukan penyerangan besar-besaran ke wilayah Jawa hingga pada 18 September 1811 secara resmi kekuasaan beralih ke tangan Inggris.

Thomas Stamford Raffles kemudian dilantik menjadi Gubernur Jendral Hindia-Belanda sebagai penguasa Inggris di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Humor Gus Dur yang Bikin Presiden Kuba Fidel Castro Tertawa Terbahak-bahak

Ya, ternyata Indonesia memang pernah dijajah oleh Inggris meski dalam waktu yang singkat, yaitu dari tahun 1811 – 1816 Masehi saja.

Meski tergolong singkat, beberapa kebijakan Thomas Raffles cukup membuat banyak dampak bagi kondisi Indonesia pada saat itu dengan menerapkan prinsip berikut :
1. Penghapusan segala bentuk kerja rodi dan penyerahan Wajib
2. Peranan Bupati sebagai pemungut Pajak dihapus, dan
3. Tanah adalah milik pemerintah

Baca Juga: Keunikan Tiang Bendera Sang Saka Merah Putih Saat Upacara Proklamasi Kemerdekaan 1945

Berdasarkan ketiga prinsip tersebut Thomas Raffles kemudian Membuat beberapa kebijikan berikut:

1. Menjalin hubungan baik dengna penguasa lokal
2. Membagi pulau jawa menjadi 18 karesidenan
3. Mengangkat para bupati sebagai pegawai pemerintah yang mendapat gaji dalam bentuk uang tunai
4. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib
5. Menghapus sistem kerja rodi dan perbudakan
6. Memonopoli garam
7. Menjual tanah kepada swasta dan melanjutkan penanaman kopi
8. Memberi kebebasan dalam usaha perdagangan
9. Memberlakukan sistem sewa tanah karena pemerintah merupakan satu-satunya pemilik tanah yang sah.

Baca Juga: MIMPI MENJADI NYATA! Diberi Uang untuk Pembangunan Pondok Pesantren oleh Habib Luthfi bin Yahya: Keramat Wali

Sistem sewa tanah atau landrent sendiri adalah sebagai berikut:

1. Petani harus menyewa tanah meskipun ia pemilik tanah tersebut
2. Harga sewa tanah bergantung pada kondisi tanah
3. Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai

Thomas Raffles juga membuat kebijakan untuk membentuk desa sebagai unit administrasi pemerintah dengan tujuan agar produksi meningkat dan kehidupan rakyat dapat membaik.

Baca Juga: Ucapan Keramat Sakti Gus Dur yang Kini Menjadi Kenyataan

Namun pada penerapannya Kebijakan yang dibuat Thomas Raffles banyak menemui kendala dikarenakan beberapa faktor berikut:

1. Kurangnya pengawasan pemerintah
2. Peran kepala desa dan bupati lebih kuat dibandingkan dengan asisten residen Inggris
3. Serta sulit lepas dari budaya penjajah (perbudakan, kerja paksa, monopoli)

Akibatnya karena pemerintah Inggris tidak mendapat keuntungan yang berarti sehingga ia pun dinilai gagal dan rakyat pun tetap tidak sejahtera karena kebijakan yang akhirnya tidak berjalan sesuai rencana.

Baca Juga: Kisah Rabiatul Adawiyah, Sufi yang Ingin Membakar Surga dan Memadamkan Api Neraka

Hingga kemudian pada tahun 1815 ia digantikan oleh John Fendal yang hanya menjabat selama satu tahun karena pulau Jawa harus diserahkan kembali kepada Belanda.

Hal positif yang dibangun oleh Thomas Raffles antara lain:

1. Membuat buku sejarah “The History of Jawa”
2. Mengangkat kembali sultan sepuh sebagai sultan Yogyakarta
3. Membuat kebun Raya Bogor
4. Ditemukannya Rafflesia Arnoldi
5. Dibentuknya perkumpulan budaya dan ilmu pengetahuan “Bataviaasch Genootschap”
Sementara hal negatif selama pemerintahan Thomas Raffles antara lain :
1. Banyak benda bersejarah yang dibawa ke Inggris
2. Terlalu mencapuri urusan kerajaan lokal

Baca Juga: Bak Perahu Nabi Nuh, Kewalian Habib Luthfi bin Yahya Diungkap Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki

Meski tampak banyak sisi positif, namun sitem sewa tanah membuat banyak petani kian menderita karena terlilit oleh hutang akibat sistem landrent.

Jadi, jika Inggris menjadi penjajah dengan masa paling lama di Indonesia maka ada kemungkinan rakyat Indonesia akan lebih fasih berbahasa Inggris.

Begitupun dengan istilah kata serapan mungkin akan lebih banyak diambil dari Bahasa inggris.

Baca Juga: MENGENAL Ikan Channa Bankanensis, Ikan Gabus fengan Tampilan Warna Unik

Selanjutnya mungkin, negara Indonesia akan berbentuk federasi serta akan menjadi negara persemakmuran Inggris.

Meskipun beberapa negara bekas jajahan inggris tampak lebih maju di masa sekarang, namun ada juga negara bekas jajahan inggris yang masih menjadi negara tertinggal.

Perlu dicatat juga semua penjajah mempunyai tujuan sama yaitu mengeruk keuntungan untuk kepentingan bangsa mereka masing-masing.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: PinterPolitik TV Dinasti Ranti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x