Pengaruh Champa muslim tampak juga mempengaruhi ranah kepercayaan masyarakat Jawa terhadap alam gaib, seperti gandaruwo, kolong wewe, pocong, tuyul, kalap siluman, jin Islam, hantu penunggu pohon, arwah penasaran dan berbagai tahayul lainnya yang dalam Bahasa Kawi disebut gegawa-tuhuan, yang bermakna 'sesuatu yang bersandar pada kicauan burung' alias omong kosong.
Selain itu, orang Champa juga percaya terhadap hitungan suara tokek, tabu mengambil padi di lumbung pada siang hari, menyebut harimau dengan sebutan "Yang" atau "Ong" yang bermakna "Kakek".
Baca Juga: SAMBUTAN MERIAH untuk Ciro Alves, Janji Ciro Untuk Bobotoh Persib Bandung
Hal ini menjadi tradisi turun temurun,hingga fakta sejarah kemudian menunjuk bahwa kepercayaan Champa itulah yang kemudian menjadi arus utama dari sistem kepercayaan penduduk muslim Jawa pasca Majapahit terhadap tahayul sampai saat ini.***