Alat Berat Terbatas, Pencarian Korban Banjir Bandang Flores Timur Terkendala

- 4 April 2021, 19:29 WIB
Kondisi banjir dan tanah longsor di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu, 4 April 2021.
Kondisi banjir dan tanah longsor di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu, 4 April 2021. /ANTARA/HO-FB Kuma Nuba Tukan/ANTARA

 

PORTAL MAJALENGKA - Penanganan korban banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kendala. Penyebabnya, persediaan alat berat terbatas.

Terbatasnya alat berat berdampak pada lambatnya pencarian korban banjir bandang Flores Timur. Hal itu disampaikan Camat Adonara Timur, Damianus Wuran.

Damianus mengatakan, petugas kesulitan melakukan pencarian korban banjir bandang di wilayah Waiwerang dan sekitarnya. Banjir bandang di Waiwerang dan sekitarnya merupakan salah satu dari dua titik bencana di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, pada Minggu (4/4) dini hari Wita.

Baca Juga: Pantau Pengamanan Gereja di Minggu Paskah, Kapolrestabes Makassar: Jemaat Jangan Khawatir

Baca Juga: Kabar Duka, Banjir Bandang Terjang Flores Timur, 23 Meninggal, 2 Orang Hilang

"Kita kesulitan alat berat sehingga pencarian korban jadi lambat. Karena alat berat yang ada saat ini sudah dievakuasi ke wilayah Kecamatan Ile Boleng yang juga terjadi banjir dan tanah longsor," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Minggu, 4 April 2021, dilansir Antara.

Selain wilayah Waiwerang Kecamatan Adonara Timur, satu titik lain berupa banjir dan tanah longsor terjadi di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng.

Ia menjelaskan khusus pada bencana banjir bandang di wilayah Waiwerang dan Waiburak, jumlah korban yang teridentifikasi untuk sementara sebanyak 6 orang. Tiga orang ditemukan meninggal dan tiga lainnya masih dalam proses pencarian.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Imbau Pendakwah Tidak Ikut Arus Berpikir Sempit Sampaikan Ajaran Islam

Baca Juga: 2 ABK Kapal Nelayan Barokah Jaya Ditemukan Tewas Kecelakaan di Perairan Balongan, 15 Lainnya Masih Pencarian

Banjir bandang berupa aliran lumpur yang membawa serta kayu dan batu tersebut juga mengakibatkan banyak rumah penduduk rusak parah serta menghanyutkan kendaraan, barang-barang berharga, hingga membuat akses jembatan terputus.

Untuk saat ini, kata dia, proses pencarian masih dilakukan secara mandiri oleh warga setempat. Karena persediaan alat berat yang ada di Pulau Adonara sudah dimobilisasi untuk mendukung penanganan bencana di Kecamatan Ile Boleng.

"Karena korban yang di Ile Boleng lebih banyak. Sehingga evakuasi alat berat diprioritaskan ke sana," katanya.

Baca Juga: Diklatsar Banser Upaya Tangkal Radikalisme dan Intoleransi

Baca Juga: Opsi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Wajib Setelah Guru dan Tenaga Pendidik Divaksinasi

Lebih lanjut, ia menjelaskan saat ini proses pencarian korban masih terus berlangsung di lapangan. Pihaknya juga terus mengidentifikasi anggota keluarga korban yang terdampak.

Selain itu juga telah berkoordinasi dengan Puskesmas setempat agar siaga untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yang selamat.

"Warga yang kondisinya tinggal pakaian di badan kita identifikasi dan berikan penanganan darurat berupa pelayanan kesehatan, makanan, tempat istirahat, dan sebagainya," demikian Damianus Wuran.

Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Lansia Butuh Peran Serta Seluruh Elemen Masyarakat

Baca Juga: Kecam Aksi Terorisme, Ansor Solidkan Kader

Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Akibat banjir bandang, 23 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sejak pukul 01.00 WIT hingga pukul 11.45 WIB, Minggu 4 April 2021, akibat banjir bandang menerjang wilayah Flores Timur di dilaporkan dua orang hilang dan masih dalam pencarian. Sedangkan korban luka-luka ada sembilan orang.***

 

Editor: Husain Ali

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah