IDI: Kriteria Terpenuhi Semua, Tidak Ada Alasan Menolak Vaksin

- 14 Januari 2021, 09:00 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng Mohammad Faqih.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng Mohammad Faqih. / ANTARA/Muhammad Zulfikar/

 

PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah Indonesia telah mulai menjalankan program vaksinasi
bertahap pada Rabu (13/1) sebagai upaya bersama membebaskan masyarakat Indonesia dari pandemi.

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di Indonesia yang mendapat suntikan vaksin
Sinovac dosis pertama pada pukul 9:42 WIB di Istana Negara, Jakarta Pusat, disusul oleh
sejumlah pejabat negara dan tokoh masyarakat, termasuk di antaranya Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng M. Faqih.

Juru bicara IDI, dr. Erlina Burhan, mengatakan bahwa proses vaksinasi perdana yang disiarkan secara langsung tersebut merupakan hal yang sangat baik untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan terjamin keamanannya.

Baca Juga: Kejutan Awal Tahun

“Kalau vaksin yang digunakan tidak aman, tentu para pemimpin tersebut tidak mau divaksin.
Ketua Umum IDI, dr. Daeng M. Faqih, juga ikut divaksin bersama Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan kepada para tenaga kesehatan dan tenaga medis supaya tidak perlu ragu lagi menjalani vaksinasi saat gilirannya nanti,” dr. Erlina.

Menurut dr. Erlina, salah satu tujuan vaksinasi adalah untuk mencapai herd immunity atau
kekebalan kelompok.

Ini bisa terjadi kalau 70 persen rakyat Indonesia divaksin sehingga bisa melindungi 30 persen rakyat lainnya yang tidak bisa divaksin atau yang rentan kesehatannya.

Baca Juga: Lewat Vaksin, Pelaku Usaha Pariwisata Harapkan Situasi Kembali Normal

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x