Penyelidik Bumi: Sumber Tekanan Magma Gunung Merapi 1,3 Kilometer dari Puncak

- 3 Desember 2020, 08:00 WIB
PANTAUAN Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,  oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi.
PANTAUAN Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi. /Dok. BPPTKG/

PORTAL MAJALENGKA - Sumber tekanan magma di Gunung Merapi diperkirakan saat ini berada pada kedalaman 1,3 kilometer dari puncak.

Perkiraaan tersebut disampaikan lembaga Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

Penyelidik Bumi BPPTKG Yogyakarta Nurnaning Aisyiah mengatakan, perkiraan itu mengacu periode data kecepatan deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi yang diukur dengan electronic distance measurement (EDM).

Baca Juga: Optimis Pemulihan Ekonomi Semakin Nyata

"Dari akhir Oktober sampai sekarang kami menduga bahwa sumber tekanan sudah relatif berada di lokasi yang lebih dangkal dibandingkan periode sebelumnya," kata dia pada Siaran Informasi BPPTKG yang ditayangkan melalui akun Youtube BPPTKG, dilansir dari Antara.

Nurnaning menjelaskan laju deformasi Gunung Merapi terus berlanjut sejak Juni 2020 sampai sekarang. Kecepatan deformasi itu kemudian dibagi menjadi enam periode.

Pada periode satu sampai tiga (Juni- pertengahan Oktober 2020) menunjukkan lokasi sumber tekanan berada di kisaran 5,9 km di bawah puncak.

Baca Juga: Tito : Fokus RAPBD 2021 Pemulihan Ekonomi

Pada periode keempat, kelima, dan keenam (akhir Oktober- 2 Desember) menjadi 1,3 km di bawah puncak.

Menurut dia, perkiraan itu diperkuat dengan hasil pemantauan terakhir menggunakan GPS (global positioning system) yang juga menyebutkan bahwa sumber tekanan di gunung itu berada pada lokasi dangkal dengan kedalaman 1 sampai 2 km.

"Hasil ini memperkuat hasil pemodelan kami dengan menggunakan EDM. Hasil ini konsisten, bersesuaian dengan hasil EDM," katanya.

Baca Juga: Stafsus Sebut Presiden Jamin Disabilitas Bisa Berkarya Bagi Pembangunan Indonesia

Selain data EDM dan GPS, kata Nurnaning, data pemantauan lain dengan menggunakan satelit juga memperkuat kian mendekatnya magma ke permukaan.

Berdasarkan hasil pengambilan foto melalui citra satelit, diduga adanya pengembungan atau pengangkatan area di puncak Merapi seluas 100.000 meter persegi.

"Ini sesuai dengan hasil EDM bahwa diduga ada migrasi magma dari sumber yang dalam menuju dangkal," kata dia.

Baca Juga: Truk Terguling di Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Ternyata Berisi Ganja

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

Baca Juga: Truk Terguling di Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Ternyata Berisi Ganja

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x