Berikut Puisi Bertema Pahlawan Karya Sastrawan Terkenal, Cocok Dibacakan saat Peringatan Hari Pahlawan 2022

9 November 2022, 16:30 WIB
Hari Pahlawan 10 November 2022 bisa diperingati dengan membaca puisi bertema pahlawan. /Kemensos.go.id

 

PORTAL MAJALENGKA - Berikut Puisi betema Pahlawan karya Sastrawan terkenal yang cocok dibacakan saat peringatan Hari Pahlawan 2022.

Hari Pahlawan dikenang bertujuan untuk memeperingati pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945 lalu.

Di mana pertempuran itu adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan Sekutu pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi.

Sehingga pada 10 November diperingati dengan Hari Pahlawan yang bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang selamat dan gugur dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.

Selain upacara bendera, banyak cara lain untuk memperingati Hari Pahlawan 2022 agar lebih meriah dan khidmat.

Salah satunya dengan pembacaan puisi bertema Pahlawan pada Peringatan Hari Pahlawan 2022. Berikut puisi bertema Pahlawan yang cocok dibacakan pada saat Peringatan Hari Pahlawan 2022.

Baca Juga: Google Doodle di Hari Pahlawan: Ismail Marzuki Pencipta Lagu Halo-halo Bandung, Begini Liriknya 

1. Doa Serdadu sebelum Berperang

Karya: W.S. Rendra

 

Tuhanku,

Wajah-Mu membayang di kota terbakar

dan firman-Mu terguris di atas ribuan

kuburan yang dangkal

 

Anak menangis kehilangan bapa

Tanah sepi kehilangan lelakinya

Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini

tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

 

Apabila malam turun nanti

sempurnalah sudah warna dosa

dan mesiu kembali lagi bicara

Waktu itu, Tuhanku,

perkenankan aku membunuh

perkenankan aku menusukkan sangkurku

 

Malam dan wajahku

adalah satu warna

Dosa dan nafasku

adalah satu udara

Tak ada lagi pilihan

kecuali menyadari

biarpun bersama penyesalan

 

Apa yang bisa diucapkan

oleh bibirku yang terjajah?

Sementara kulihat kedua lengan-Mu yang capai

mendekap bumi yang mengkhianati-Mu

 

Tuhanku,

Erat-erat kugenggam senapanku

Perkenankan aku membunuh

Perkenankan aku menusukkan sangkurku

Baca Juga: Bambu Runcing Senjata Pahlawan Indonesia Melawan Penjajah, Memiliki Sejarah Unik 

2. SURABAYA

Karya: K.H. Musthofa Bisri

 

Jangan anggap mereka kalap

jika mereka terjang senjata sekutu lengkap

jangan dikira mereka nekat

karena mereka cuma berbekal semangat

melawan seteru yang hebat

 

Jangan sepelekan senjata di tangan mereka

atau lengan yang mirip kerangka

Tengoklah baja di dada mereka

 

Jangan remehkan sesobek kain di kepala

tengoklah merah putih yang berkibar

di hati mereka

dan dengar pekik mereka

Allahu Akbar!

 

Dengarlah pekik mereka

Allahu Akbar!

Gaungnya menggelegar

mengoyak langit

 

Surabaya yang murka

Allahu Akbar!

menggetarkan setiap yang mendengar

 

Semua pun jadi kecil

Semua pun tinggal seupil

Semua menggigil

 

Surabaya,

O, kota keberanian

O, kota kebanggaan

 

Mana sorak-sorai takbirmu

yang membakar nyali kezaliman?

mana pekik merdekamu

yang menggeletarkan ketidakadilan?

 

Mana arek-arekmu yang siap

menjadi tumbal kemerdekaan

dan harga diri?

menjaga ibu pertiwi

dan anak-anak negeri

 

Ataukah kini semuanya ikut terbuai

lagu-lagu satu nada

demi menjaga

keselamatan dan kepuasan

diri sendiri

 

Allahu Akbar!

 

Dulu Arek-arek Surabaya

tak ingin menyetrika Amerika

melinggis Inggris

menggada Belanda

murka pada Gurka

mereka hanya tak suka

kezaliman yang angkuh merejalela

mengotori persada

mereka harus melawan

meski nyawa yang menjadi taruhan

karena mereka memang pahlawan

Surabaya

 

Dimanakah kau sembunyikan

Pahlawanku?

Baca Juga: Mantan Anggota PKI Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Siapa dan Bagaimana Kisahnya? 

3. Sebuah Jaket Berlumur Darah

Karya: Taufik Ismail

 

Sebuah jaket berlumur darah

Kami semua telah menatapmu

Telah pergi duka yang agung

Dalam kepedihan bertahun-tahun.

 

Sebuah sungai membatasi kita

Di bawah terik matahari Jakarta

Antara kebebasan dan penindasan

Berlapis senjata dan sangkur baja

 

Akan mundurkah kita sekarang

Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’

Berikrar setia kepada tirani

Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

 

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu

Kami semua telah menatapmu

Dan di atas bangunan-bangunan

Menunduk bendera setengah tiang.

 

Pesan itu telah sampai kemana-mana

Melalui kendaraan yang melintas

Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan

Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa

Prosesi jenazah ke pemakaman

Mereka berkata

Semuanya berkata

Lanjutkan Perjuangan!

Baca Juga: 10 November Hari Pahlawan Nasional 2022, Ramaikan dengan Twibbon Keren Ini 

4. Karawang Bekasi

Karya: Chairil Anwar

 

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi

Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami

Terbayang kami maju dan mendegap hati?

 

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

 

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

 

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

 

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan,

Atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

 

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

 

Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

Menjaga Bung Hatta

Menjaga Bung Syahrir

 

Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

 

Kenang, kenanglah kami

Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

Baca Juga: Kejutan Carabao Cup, Elkan Baggott Sukses Antarkan Gillingham FC Kalahkan Wakil EPL Brentford FC 

5. Lagu Seorang Gerilya

Karya: W.S. Rendra

 

Engkau melayang jauh, kekasihku

Engkau mandi cahaya matahari

Aku di sini memandangmu,

menyandang senapan, berbendera pusaka.

 

Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,

engkau berkudung selendang katun di kepalamu

Engkau menjadi suatu keindahan,

sementara dari jauh,

resimen tank penindas terdengar menderu.

 

Malam bermandi cahaya matahari,

kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.

Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,

engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu.

 

Peluruku habis

dan darah muncrat dari dadaku.

Maka di saat seperti itu,

kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan

bersama kakek-kakekku yang telah gugur

di dalam berjuang membela rakyat jelata

 

Demikian puisi bertema Pahlawan yang dapat kamu bacakan pada Peringatan Hari Pahlawan 2022. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler