Cahaya Surga di Langit Majapahit, Raja Brawijaya V Nikahi Darawati, Perjuangan Sunan Gunung Jati dan Walisongo

29 Mei 2022, 07:00 WIB
Pertapaan Bancolono petilasan Brawijaya V, Raja Majapahit terakir terakir yang di lereng Gunung Lawu tempat laku spiritual para presiden /Kustawa Esye/

PORTAL MAJALENGKA - Banyak Fakta sejarah tentang berkembang pesatnya Islam di tanah Jawa oleh Sunan Gunung Jati dan para Walisongo.

Walaupun sebelum adanya Sunan Gunung Jati dan Walisongo, tercata Islam sudah ada, namun yang menganut Islam bukan pribumi Jawa ataupun Nusantara.

Ajaran Islam baru berkembang pesat sejak abad ke-15 setelah adanya Sunan Gunung Jati dan Walisongo ada di tanah Jawa.

Baca Juga: ADU KESAKTIAN, Keramat Syekh Subakir Usir Jin Lelembut Pulau Jawa, Dakwah Pra Walisongo Sunan Gunung Jati

Dilansir Portal Majalengka dari Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto, menuliskan detil tentang masuknya Islam ke Tanah Jawa.

Fakta sejarah terkait belum dianutnya Agama Islam oleh penduduk pribumi Nusantara, terlihat pada bukti faktual dasawarsa akhir abad ke-13,

Dalam tujuh kali muhibah Cheng Ho ke selatan, tercatat bahwa Islam belum dianut penduduk pribumi secara luas.

Baca Juga: GROGI! Giorgino Abraham Bikin Yasmin Napper Demam, Sepasang Pemeran Utama Love Story the Series

Menurut Groeneveldt, pada kunjungan muhibah pertama yang terjadi tahun 1405 Masehi,

Cheng Ho mendapati keberadaan komunitas Cina muslim di Tuban, Gresik, dan Surabaya sebanyak tiga ribu keluarga.

Haji Ma Huan yang mengikuti muhibah Cheng Ho ketujuh pada tahun 1433 M, ia mencatat, pada masa itu terdapat tiga golongan penduduk di pantai utara Jawa:

1. Orang-orang muslim Tionghoa,
2. Orang-orang muslim dari barat ( Persia- Arab), dan
3. Warga pribumi yang masih kafir atau memuja roh-roh dan hidup sangat kotor.

Baca Juga: IKAN DEWA Hidup di Perbatasan Kekuasaan Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati, Sampai Sekarang Masih Ada

Meskipun belum luas dianut penduduk, sejumlah bukti arkeologi menunjuk bahwa beberapa keluarga raja dan pejabat tinggi Majapahit sudah memeluk Islam.

Hal ini terbukti pada situs nisan Islam Tralaya yang menunjuk adanya komunitas muslim pada masa kejayaan Majapahit.

Dan ini di perkuat dengan berita adanya Masjid Agung di selatan lapangan Bubat, yang tercatat dalam Kidung Sunda.

Batu-batu nisan Tralaya menggunakan angka tahun Saka dan angka Jawa Kuno, bukan tahun Hijriyah dan angka Arab.

Baca Juga: HASIL FINAL LIGA CHAMPIONS 2022 Liverpool vs Real Madrid, Gol Vinicius Junior Bawa El Real Juara

Hal ini menunjukkan bukti bahwa yang dikubur di makam-makam tersebut adalah muslim Jawa, bukan muslim non Jawa.

Dalam historiografi Jawa, disebutkan bahwa putri seorang penguasa Surabaya bernama Aria Lembu Sura diperistri oleh Raja Majapahit Brawijaya III.

Raja Surabaya yang bernama Aria Lembu Sura itu adalah seorang penguasa beragama Islam.

Putri Aria Lembu Sura yang lain, menikah dengan Aria Teja, seorang penguasa beragama Islam dari Tuban.

Baca Juga: GOOOLLL! Final Liga Champions 2022 Liverpool vs Real Madrid, Vinicius Junior Buka Keunggulan El Real

Selain Aria Lembu Sura, di Surabaya juga telah dikenal sejumlah nama tokoh muslim yaitu Ki Ageng Bukul, penguasa wilayah Bukul di selatan Surabaya.

Selain itu, ada pula seorang muslim sebagai laksamana laut Majapahit yang bernama Pangeran Reksa Samodra.

Dan seorang pejabat yang berkuasa di wilayah perbatasan barat laut Surabaya bernama Ki Bang Kuning.

Sementara dalam berbagai sumber historiografi , Raja Brawijaya V yang bernama Sri Kertawijaya jatuh cinta kepada muslimah asal Champa.

Baca Juga: Babak Pertama Liga Champions 2022 Liverpool vs Real Madrid, Gol Karim Benzema Dianulir

Dikisahkan Raja Brawijaya V menikahi seorang muslimah asal Champa, dan ini menjadi awal Islam masuk Majapahit

Muslimah asal Champa ini bernama Darawati, datang ke Majapahit membawa pusaka berupa pedati bernama Kyai Jebat Betri dan gong pusaka Mahesa Lawung.

Makam muslimah Champa bernama Darawati ini, sampai sekarang masih bisa dijumpai di Trowulan di situs Majapahit.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa proses masuknya Islam ke Nusantara yang ditandai awal hadirnya pedagang Arab dan Persia pada abad ke-7 Masehi.

Baca Juga: Giorgino Abraham Kekasih Yasmin Napper Dukung Real Madrid pada Final Liga Champions 2022

Namun dalam masa itu terbukti banyak mengalami kendala sampai masuk pada pertengahan abad ke-15.

Ada rentang waktu sekitar delapan abad sejak kedatangan awal Islam, agama Islam belum dianut secara luas oleh penduduk pribumi Nusantara.

Baru pada pertengahan abad ke-15, yaitu era dakwah Islam yang dipelopori tokoh sufi yang dikenal dengan Walisongo,

Para tokoh yang dikisahkan memiliki berbagai karomah adikodrati, hingga Islam dengan cepat diserap ke dalam asimilasi dan sinkretisme Nusantara.

Baca Juga: GRATIS LINK LIVE SCORE Final Liga Champions Liverpool Vs Real Madrid, Sedang Berlangsung

Sekalipun data sejarah pada era ini kebanyakan berasal dari sumber-sumber historiografi dan cerita tutur, yang pasti peta dakwah Islam saat itu sudah ada.

Dan ini terdeteksi melalui jaringan kekeluargaan para tokoh keramat beragama Islam, yang menggantikan kedudukan tokoh-tokoh penting bukan muslim yang berpengaruh pada masa akhir Majapahit.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler