Banjir Rendam 16 Desa di Kudus Jateng, Ribuan Orang Terdampak

3 Februari 2021, 16:06 WIB
banjir kudus /tangkapan layar/antara jateng

PORTAL MAJALENGKA - Banjir menerjang 16 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, akibat curah hujan tinggi serta meluapnya air dari sungai setempat.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsaiagaan BPBD Kudus Wiyoto mengatakan, banjir tersebar di Kecamatan Kaliwungu terdapat lima desa, Kecamatan Jati ada tiga desa dan Kecamatan Mejobo ada delapan desa.

Desa yang terdampak banjir, yakni Desa Setrokalangan, Banget, Gamong, Blimbing Kidul, dan Kedungdowo (Kecamatan Kaliwungu), Desa Jati Wetan, Jati Kulon dan Pasuruhan lor (Kecamatan Jati), Desa Mejobo, Hadiwarno, Kesambi, Tenggeles, Payaman, Gulang, Golantepus, dan Temulus (Kecamatan Mejobo).

Baca Juga: Pemkab Bogor Sanksi Denda Manajemen Sinetron Ikatan Cinta

"Akibat kejadian tersebut, tercatat ada ribuan rumah warga yang terdampak dengan jumlah mencapai 4.410 keluarga lebih yang tersebar di 16 desa tersebut," kata dia dilansir dari Antara, Rabu 3 Februari 2021.

Sedangkan banjir menggenangi rumah warga mencapai ratusan rumah.

Banjir yang terjadi di masing-masing desa disebabkan beberapa faktor. Di antaranya ada yang disebabkan adanya luapan air dari Sungai Piji, Sungai Dawe, Sungai Jratun, dan Sungai Bakinah.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Stok Pangan Cukup Selama Pandemi

Untuk saat ini, lanjut dia, sudah mulai surut, terutama di Kecamatan Mejobo surutnya lebih cepat karena hanya limpasan dari sungai setempat, meskipun akses jalan perkampungan masih ada genangan.

Sedangkan di Kecamatan Jati dan Kaliwungu surutnya belum signifikan. Karena beberapa desa yang terdampak memang berada di daerah dataran rendah dan tergolong di daerah cekungan.

Akibatnya, masih ada perkampungan warga yang masih terisolasi seperti di Desa Setrokalangan, khususnya di Dukuh Karangturi tercatat 350 keluarga yang aktivitasnya terhambat. Karena satu-satunya akses jalan menuju kota tergenang banjir dengan ketinggian antara 15 sentimeter hingga 1 meteran.

Baca Juga: BMKG Sebut Efek La Nina Signifikan Saat Indonesia Masuki Puncak Musim Hujan

Termasuk 700 keluarga warga Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor juga terisolasi. Karena akses jalannya tergenang banjir dengan ketinggian 1 meteran.

BPBD juga sudah membantu warga terdampak banjir dengan menyiapkan perahu aluminium serta posko pengungsian, seperti di aula Balai Desa Kedungdowo, Banget dan Kecamatan Kaliwungu.  

Untuk mengurangi dampak banjir di Kecamatan Jati, sudah dilakukan upaya peninggian tanggul di Kencing serta menyiapkan alat transportasi darurat untuk membantu warga.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Apresiasi Pengesahan Perda Penyelenggaraan Pesantren

Selama debit air Sungai Wulan masih tinggi, maka upaya membuang air genangan harus mengandalkan pompa penyedot banjir.

"Kami masih tetap siaga, termasuk personel yang ditugaskan di titik lokasi terjadinya banjir untuk melakukan monitoring mengingat intensitas hujannya belum mereda," ujarnya.

Kepala Desa Setrokalangan Didik Handono mengungkapkan bahwa warganya sudah ada yang mengungsi totalnya sekitar 500-an keluarga. Mayoritas mengungsi ke tempat sanak saudara dan tetangga yang rumahnya tidak tergenang banjir.

Baca Juga: Ribuan Ikan Mati di Waduk Jatiluhur, Dedi Mulyadi: Butuh Penataan Ulang

Adapun ketinggian genangan banjir yang masuk rumah, kata dia, antara 10 cm hingga 130 cm, sehingga ada yang terpaksa mengungsi.

Banjir memang mulai surut hingga 25 centimeter-an, namun sejumlah akses jalan warga masih banyak yang tergenang. Sehingga belum bisa dilalui kendaraan bermotor. Di antaranya akses menuju Dukuh Karangturi dan Setrokalangan ketinggian genangan antara 60 cm hingga 1,5 meteran.***

Editor: Husain Ali

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler