Di Gunung Cakrabuana ada daerah yang disebut Lemah Putih yang diyakini menjadi tempat tinggal ki Jago yang sangat terkenal dengan ilmu kanuragannya, konon kepada ki Jago inilah Pangeran Walangsungsang berguru ilmunya.
Di Lemah Putih Gunung Cakrabuana juga ada situs batu cakra (situs cakrawati) yang diyakini petilasan ketika Pangeran Walangsungsang Cirebon (Mbah Kuwu Sangkan) putra Prabu Rd. Pamanah Rasa / Prabu Sri Baduga Siliwangi dari Istri Ratu Subang Larang
belajar ilmu kaweruhan dan kemudian dinobatkan menjadi Sunan Cakrabuana.
Di Gunung Cangak tersebut pangeran Walangsungsang pernah membuat tanda cakra yang digoreskan di atas batu sebagai tanda agar tidak tersesat atau agar mudah ditemukan.
Dan, sejak saat itulah Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Cakrabuana karena telah membuat cakra di buana dan gunung cangak pun berubah menjadi Gunung Cakrabuana.
Bukan hanya itu di lereng bagian timur Gunung Cakrabuana ada candi batu lawang yang diduga bekas peninggalan karuhun yang beragama Hindu di masa lalu.
Selain Pangeran Walangsungsang atau Raden Cakrabuana, di gunung yang menjadi batas wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Majalengka dan Sumedang itu banyak ditemukan petilasan.
Dilansir dari kanal akun Facebook sejarah tatar Sunda.
Menurut data tersier floklore dan data primer Wawacan Permunggu Wado Sumedang di Puncak dan di Lereng Gunung Cakrabuanaada ada "Petilasan" dan "Makam", yaitu: