Baca Juga: KISAH KOCAK Wali Sufi Abu Nawas Ramal Kematian Abu Jahil
Dulu, ratusan bahkan ribuan mayat bergelimpangan di pinggiran Jalan Raya Pos. Nyawa yang putus dari raga akibat mati kelaparan dan serangan malaria.
“Tadinya dikuburkan dengan cara sekadarnya," kata pemerhati sejarah Tuban lainnya, Joko Wahono, seperti dikutip dari Buku Napak Tilas Jalan Daendels karya Angga Indrawan.
Tak banyak catatan maupun dokumen Belanda yang menyebutkan berapa banyak korban jiwa yang melayang di Tuban.
Baca Juga: BESARAN BANSOS BBM atau BLT BBM, Cara Mudah Mendapatkannya, Cek Melalui Link ini
Namun, rasanya, jika melihat kondisi Tuban hari ini pun, bakal menjadi perkara sulit untuk membangun jalan.
Sebagian dari beberapa daerah ini masih suram dengan beberapa rawa maupun hutan di sepanjang pinggir kanan dan kiri jalan.
Perjalanan melanjut lantaran senja hampir mendekat. Dari jendela mobil terlihat daerah Brondong, Paciran, dan Panceng memiliki nuansa heritage begitu kentara.
Baca Juga: FAKTA TERBARU, Makin Terbuka Ferdy Sambo Akui Rekayasa Pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga
Bangunan gaya kolonial, pecinan, dan Arab menjadi padu membikin daerah ini menjadi salah satu sentra bisnis di Tuban.