Nama-nama Prajurit Mataram yang Diberikan Oleh Penduduk Cikasarung, Majalengka Terkait Asal-usul Desanya

17 November 2022, 06:40 WIB
Ilustrasi. Nama-nama Prajurit Mataram yang Diberikan Oleh Penduduk Cikasarung, Majalengka Terkait Asal-usul Desanya /ZonaPriangan/Rachmat Iskandar

PORTAL MAJALENGKA - Dalam kisah asal-usul Kelurahan Cikasarung, Majalengka dalam artikel sebelumnya terdapat 5 prajurit Mataram Islam.

Kala itu mereka ditugaskan oleh Sultan Agung dari kerajaan Mataram Islam untuk membuka lahan guna menjadi persediaan logistik di saat penyerbuan ke Batavia nanti.

Karena keberadaan prajurit-prajurit Mataram inilah yang menjadikan cikal bakal asal-usul desa Cikasarung di kabupaten Majalengka.

Baca Juga: Sejarah Asal-usul Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Keistimewaan dan Kehebatan Kyai Abbas Buntet

Dilansir dari Jurnal Diglosia tentang Cerita Rakyat Majalengka (2021:17), Prajurit Mataram yang membuka lahan di desa Cikasarung saat ini memiliki nama pemberian yang diabadikan hingga saat ini.

Setelah berhasil membuka lahan dan bahu-membahu membuat lahan pertanian, prajurit dan warga memiliki pasokan beras yang melimpah.

Sebagian disimpan untuk bahan makanan kala penyerbuan, dan sebagian lagi dijual untuk mengembangkan perekonomian.

Baca Juga: Prajurit Mataram Siapkan Logistik Penyerbuan dan Menjadi Asal-usul Desa Cikasarung Majalengka

Karena 5 prajurit Mataram itu memiliki keunggulan atau keahlian yang berbeda-beda, maka warga pedukuhan kala itu memberikan nama sesuai kemampuannya masing-masing.

Prajurit pertama sebagai pimpinan diberikan nama Ki Ganjar. Sebab Ki Ganjar lah yang menjadi tombak dalam mengutarakan maksud dan tujuan kepada sesepuh hingga diberikan atau diganjar lahan di sebelah timur Babakan Asih.

Babakan Asih adalah sebuah blok di Cikasarung karena ucapan Ki Ganjar kepada teman-temannya yang menyebut warga di pedukuhan/babakan itu penuh dengan welas asih.

Baca Juga: Jarang Diketahui! Inilah Rahasia Besar Gus Dur Dengan Mbah Maimun

Prajurit ke-dua diberikan nama atau julukan oleh warga sebagai Ki Jaksa. Hal ini karena Ki Jaksa memiliki kecakapan dan kepintaran dalam strategi.

Prajurit ketiga diberi nama Ki Bogor karena ia memiliki pengetahuan dan keahlian tentang bercocok tanam jenis palawija.

Prajurit keempat dianugerahi nama Ki Dukun karena memiliki keahlian dalam bidang pengobatan penyakit.

Baca Juga: Tes Usia Mental, Berapa Jumlah Anjing yang Ditemukan pada Gambar Ini

Prajurit kelima disebut dengan nama Ki Putul karena ahli dalam bidang bangunan dan rancang bangunan.

Kelima prajurit Mataram ini diabadikan sampai sekarang di Cikasarung dengan membuat petilasan atau kabuyutan di tempat dulu mereka membuat gubuk.

Karena setelah mereka pindah lahan saat mengelabui VOC dari blok Balaganjar ke kelurahan Cikasarung, mereka berlima memiliki lahan dan gubuk yang berjauhan dengan rekannya.

Baca Juga: Seberapa Peka Kamu terhadap Pasanganmu? Coba Link Tes Ujian Kepekaan Google Form Ini

Bahkan tempat senjata-senjata yang dulu mereka kubur saat mengelabui VOC yang terdiri dari keris, tombak, dan sebagainya juga dibuatkan petilasan atau makam sebagai tanda.

Hingga tiba saat penyerbuan Mataram ke Batavia berlangsung, 5 prajurit Mataram yang telah menyediakan pasokan makanan itu tiba-tiba hilang begitu saja.

Sebagian pendapat mereka dikatakan 'ngahiang' atau moksa, sebagian mengatakan mereka bergabung dan ikut bertempur dengan pasukan Mataram lainnya.

Baca Juga: Satpol PP Ini Ciut Ketika Keramat Gus Dur Usir Dirinya yang Hendak Angkut Gerobak Ketoprak

Itulah nama-nama prajurit Mataram Islam yang berkaitan dengan asal-usul desa Cikasarung, kecamatan Majalengka, kabupaten Majalengka.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Jurnal Diglosia Cerita Rakyat Majalengka Vol.5

Tags

Terkini

Terpopuler