Perang Selama 6 Hari, Pasukan Rusia Kuasai Kota Kherson Ukraina

4 Maret 2022, 08:30 WIB
Perang Selama 6 Hari, Pasukan Rusia Kuasai Kota Kherson Ukraina.* /Reuters/

PORTAL MAJALENGKA - Pasukan militer Rusia telah merebut kota besar pertama di Ukraina, yakni Kherson setelah berhari-hari melakukan pertempuran sengit.

Ketika pasukan Rusia memasuki Kota Kherson, Wali Kota setempat memohon kepada pasukan Vladimir Putin untuk tidak membunuh lagi warga sipil.

Pasukan Rusia berhasil merebut kota pelabuhan utama Kherson setelah enam hari pertempuran. Namun, selama perang 6 hari tersebut, Rusia dilaporkan menderita kerugian besar.

Baca Juga: Sinopsis Drama Twenty Five Twenty One Episode 7: Na Hee Do dan Go Yu Rim Berebut Medali Emas Asian Games

Tragisnya, dari pertempuran tersebit setidaknya 300 warga sipil dan tentara tewas di pihak Ukraina di Kherson.

Namun orang-orang Ukraina tetap menentang sampai akhir ketika seorang pria terlihat mengibarkan dua bendera nasional biru dan kuning di alun-alun utama kota.

Orang-orang meneriakkan "kemuliaan bagi Ukraina" ketika satu-satunya pemrotes menghadapi tiga tank "Z" Rusia dan sekelompok tentara yang diparkir di dekatnya.

Baca Juga: Download Lagu Perbedaan Kasta Oleh Saleh Curik, Kisah Cinta yang Tak Tergapai

Kherson adalah kota yang dekat dengan Krimea dan menjadi rumah bagi 300.000 penduduk. Kherson merupakan jalan pembuka bagi Rusia menuju Odessa.

Odessa adalah pelabuhan utama dan pangkalan angkatan laut Ukraina dan dianggap sebagai target Putin.

Wali Kota Kherson, Igor Kolyhaiev saat ditangkap oleh pasukan Rusia mengatakan kepada mereka agar tidak menembaki warga sipil.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Setelah Eksekusi, Para Pembunuh Berbaur dengan Warga di TKP

Igor Kolykhaiev, walikota Kherson, mengkonfirmasi penangkapan kota tadi malam saat dia memohon kepada Rusia untuk tidak menembak warga sipil.

Dia juga meminta Rusia agar mengizinkan para relawan mengumpulkan mayat-mayat dari jalanan.

"Saya hanya meminta mereka untuk tidak menembak orang. Kami tidak memiliki pasukan Ukraina di kota, hanya warga sipil dan orang-orang di sini yang ingin hidup,” katanya yang dikutip dari The Sun, Kamis 3 Maret 2022.

Baca Juga: Gagal Lolos Kartu Prakerja Gelombang 23, Jangan Sedih, Bisa Segera Gabung Gelombang 24

"Kami tidak memiliki senjata dan tidak agresif. Kami menunjukkan bahwa kami bekerja untuk mengamankan kota dan mencoba menghadapi konsekuensi dari invasi," tulisnya di Facebook.

"Kami mengalami kesulitan besar dengan pengumpulan dan penguburan orang mati, pengiriman makanan dan obat-obatan, pengumpulan sampah, manajemen kecelakaan,” imbh Igor.

Dia sebelumnya telah memperingatkan kota itu, bahwa akan menghadapi "krisis kemanusiaan".

Baca Juga: RAHASIA GUS DUR Dipanggil Sunan Gunung Jati, Ketika Ingin Temui Habib Luthfi dan KH Fuad Hasyim

Pasukan Rusia juga dilaporkan menurunkan bendera dari gedung-gedung. Namun, warga mengambilnya kembali.

Sementara, pertempuran sengit masih berkecamuk di dekat Mariupol, di mana Rusia dituduh melakukan genosida.

Putin berharap untuk mengambil alih Ukraina dengan cepat tetapi pasukannya menghadapi perlawanan keras dari Ukraina.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler