Bukan hanya bulan Ramadhan saja, mengingat buah kolangkaling tidak mengenal musim. Hampir setiap hari saung produksi kolang kaling tetap 'ngebul' merebus buah kolangkaling sebelum dikupas dan dikeluarkan isinya.
Baca Juga: Luhut Ditugaskan Jokowi Turunkan Jumlah Kasus Covid-19 Dalam Dua Pekan
2. Tanpa Pengawet, Bisa Tahan Tiga Bulan
Pada bulan rajab atau sekitar sebulan sebelum bulan Ramadhan para pengusaha kolangkaling di desa Cimeong mulai mengebut produksi dikarenakan omset terbesar mereka adalah pada bulan suci Ramadhan.
Seperti yang diungkapkan bapak Eji atau H Iyan pengusaha kolangkaling yang sudah terkenal di Cimeong. Dirinya dengan dibantu beberapa pegawainya sudah mulai mengebut produksi kolangkaling untuk stok di bulan ramadhan.
"Mendekati bulan puasa, setiap tahun kita mulai memperbesar produksi sebagai stok supaya tidak keteteran permintaan di bulan puasa", ujar H Iyan, Rabu 16 September 2020.
Baca Juga: Awas Saru! Seragam Satpam Kini Mirip Dengan Polisi Lengkap Dengan Pangkatnya
Pria paruh baya yang sudah menggeluti usaha kolangkaling selama 30 tahun itu menjelaskan, jika pada hari-hari di bulan biasa ia hanya bisa menjual 50-100 kg namun di bulan ramadhan setiap harinya ia bisa menjual 200-400 kg per hari.
Harga kolangkaling sendiri sekarang berkisar 10 ribu per kg untuk pengecer dan 7 ribu per kg untuk pemborong yang akan dijual kembali.
"Hari-hari biasa hanya mampu terjual 50-100 kg paling banyak dan dibulan puasa bisa 3-4 kali lipat dan untuk harganya di bandrol 10 ribu per kg pengecer dan 7 ribu untuk yang dijual lagi," jelasnya.