Berlandaskan Dendam, Salah Satu Raja Penguasa Majapahit Wafat di Tangan Seorang Tabib

- 13 Agustus 2023, 20:38 WIB
Candi Trowulan. Berlandaskan Dendam, Salah Satu Raja Penguasa Majapahit Wafat di Tangan Seorang Tabib
Candi Trowulan. Berlandaskan Dendam, Salah Satu Raja Penguasa Majapahit Wafat di Tangan Seorang Tabib /Instagram @krisbiantography

PORTAL MAJALENGKA - Salah satu kerajaan besar di Nusantara tempo dulu adalah Majapahit yang beribu kota di Trowulan.

Trowulan sendiri sebagai ibu kota Majapahit masih berdiri dan dapat ditemui saat ini di wilayah Mojokerto yang masuk Provinsi Jawa Timur.

Kerajaan Majapahit ditulis di berbagai prasasti dan kitab sebagai penguat eksistensinya pernah berjaya di masa silam.

Baca Juga: Memiliki Jabatan Tinggi di Majapahit, 3 Petinggi Kerajaan Ini Mengandung Nama Hewan

Dalam perjalanannya tak sedikit pemberontakan yang hadir karena berebut kekuasaan untuk menjadi orang tertinggi di Majapahit.

Salah satu pemberontakan yang terkenal adalah pemberontakan Ra Kuti. Pemberontakan ini mampu membuat raja dan keluarganya pada masa itu disembunyikan di sebuah desa.

Oleh kecerdikan dan kesetiaan Gajah Mada, akhirnya pemberontakan itu dapat dipadamkan. Raja beserta keluarganya dapat kembali menduduki istana.

Baca Juga: 19 Petahana Terpilih Kembali Hasil Pilkades Serentak 2023 Kabupaten Kuningan

Para pemberontak dapat dieksekusi termasuk Ra Kuti sebagai Dharmaputra. Dharmaputra adalah sebuah jabatan istimewa yang diberikan raja pertama Majapahit kepada 7 orang pilihannya.

Enam dari tujuh Dharmaputra tewas saat pemberontakan. Sedangkan satu Dharmaputra diampuni dan hidup selama 9 tahun sebelum akhirnya juga tewas.

Raja Jayanagara kala itu memimpin Majapahit di usia yang masih cukup muda dan belum memiliki keturunan.

Baca Juga: Jurnalis Diminta Tingkatkan Kapasitas Dalam Liputan Pemilu 2024

Ia terjangkit sebuah penyakit bisul yang menyebabkannya merasa tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Ra Tanca salah satu sisa dari bagian Dharmaputra mempunyai kemampuan istimewa yakni melantunkan syair dan ahli dalam pengobatan atau disebut tabib.

Selain ahli pengobatan, Ra Tanca juga ahli dalam meracik racun dari hewan berbisa yang membuat racun itu kuat tanpa ada penawar.

Baca Juga: DEWAN PERS MINTA KAPOLRI Terbitkan Peraturan Pelimpahan Kasus Aduan Terkait Kerja Jurnalistik

Ra Tanca diperintahkan mengobati penyakit bisul Jayanagara di dalam kamar pribadi raja. Namun Ra Tanca harus tewas di tangan Gajah Mada dan dicap sebagai pemberontak karena dengan keistimewaannya itu, ia mampu membunuh Raja Jayanagara.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa raja terbunuh dengan cara ditikam. Sedangkan pendapat lainnya mengatakan raja terbunuh karena racun racikan Ra Tanca.

Adapun latar belakang Ra Tanca membunuh raja adalah karena dendam atas terbunuhnya para sahabatnya, Dharmaputra.

Baca Juga: Bikin Salut, Kontes Binaraga Para Pekerja Pabrik Genting di Majalengka Meriahkan HUT RI

Pendapat lain mengatakan bahwa Ra Tanca dendam karena istrinya telah digoda Jayanagara. Sehingga ia terdorong untuk membunuh raja.

Adapula yang mengatakan bahwa Ra Tanca membunuh Jayanagara karena pendapatnya tak didengar Gajah Mada untuk menghentikan ulah raja yang akan menikahi kedua adik raja sendiri.

Di luar daripada itu, Raja Jayanagara, penguasa Majapahit harus menghembuskan napas terakhirnya di tangan seorang ahli pengobatan atau tabib dan pelantun syair bernama Ra Tanca pada 1328 M.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x