7 Keutamaan Iktikaf pada 10 Hari Akhir Ramadhan Selain Sarana Meraih Lailatul Qadar

- 14 April 2023, 04:00 WIB
7 Keutamaan Iktikaf pada 10 Hari Akhir Ramadhan Selain Sarana Meraih Lailatul Qadar
7 Keutamaan Iktikaf pada 10 Hari Akhir Ramadhan Selain Sarana Meraih Lailatul Qadar /Pixabay/İbrahim Mücahit Yıldız

PORTAL MAJALENGKA - Selain lantaran nazar, iktikaf bukan hal yang diwajibkan. Kendati begitu iktikaf termasuk amalan di 10 hari akhir Ramadhan yang memiliki banyak keutamaan.

Di antara keutamaan iktikaf yang sekaligus juga menjadi tujuan dilakukannya ibadah ini adalah untuk meraih Lailatul Qadar; malam spesial yang lebih baik dari 1.000 bulan.

Jadi selain memiliki keutamaan sendiri, iktikaf juga bisa menjadi sarana meraih Lailatul Qadar yang penuh keistimewaan tersebut.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Wilayah Cirebon, Solusi Istiqamah Ibadah di 10 Hari Akhir Ramadhan

Karena itu pula Rasulullah SAW sendiri selalu melakukan ibadah ini pada saban sepuluh akhir Ramadhan hingga beliau wafat.

Berikut beberapa keutamaan iktikaf pada 10 hari akhir Ramadhan yang layak untuk didapatkan, yaitu:

1. Mendekatkan diri pada Allah SWT

Salah satu keutamaan dari iktikaf adalah bisa mendekatkan diri pada Allah SWT. Dengan berada di lingkungan yang tenang dan damai, seorang muslim bisa lebih fokus dalam beribadah dan lebih mudah memperkuat ikatan dengan Allah SWT.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Wilayah Majalengka, Indramayu dan Kuningan Hari Ke-23 Ramadhan 1444 H, Ini Amalan Iktikaf

Di antara keutamaan iktikaf ini bisa menjadikan seseorang hamba mendekat pada Sang Penciptanya. Dengan seseorang senantiasa berada dalam masjid menjadikan diri mereka fokus melakukan ibadah.

Sibuk dengan mengerjakan berbagai amalan sunnah membuat seseorang terhindar dari hal-hal yang terlarang. Di antara hadits tersebut adalah firman Allah dalam Hadits Qudsi:

 

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيذَنَّهُ  (رواه البخاري، رقم 6502)

Baca Juga: Rekomendasi 8 Kolam Renang di Kuningan dengan View Indah, Cocok Dijadikan Tempat Wisata saat Libur Lebaran

“Tidak ada suatu ibadah hamba-Ku kepada-Ku yang lebih Aku cintai dibanding apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan apabila hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan (ibadah-ibadah) sunah, maka Aku akan mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya, maka Aku (membimbing) pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar. Aku (membimbing) penglihatannya ketika melihat, (membimbing) tangannya ketika memukul dan (membimbing) kakinya ketika melangkah (sesuai dengan taufik da inayah-Ku). Kalau dia meminta-Ku, pasti akan Aku beri. Kalau dia meminta perlindungan-Ku, pasati akan Aku lindungi.” (HR. Bukhari, no. 6502)

2. Mendapatkan pahala besar

Sebagaimana di atas telah dijelaskan bahwa ibadah iktikaf ini sangat dianjurkan. Bahkan Rasulullah SAW sendiri juga melakukannya pada tiap sepuluh akhir Ramadhan sebagaimana banyak diriwayatkan dalam hadits, maka pastinya badah iktikaf ini berpahala yang besar.

Apabila itikaf dilakukan dengan tulus dan ikhlas, maka Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang besar.

Baca Juga: Mengenal Luthfi Syadzy Zamachsyari, Pemuda Berprestasi Asal Ranji Wetan Majalengka

"و قال ايضا " من اعتكف عشرا فى رمضان كان كحجتين وعمرتين رواه البيهقي, شعب الايمان ۳: ۴۲۵

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriktikaf sepuluh hari di bulan Ramadhan, maka baginya pahala dua haji dan dua umroh." (HR. Al-Baihaqi, Syu’abil iman : 3 : 425).

3. Merupakan media evaluasi dan perbaikan diri

Selama iktikaf, seorang muslim akan menghabiskan waktu untuk beribadah, membaca Alquran, berdzikir, dan berdoa.

Baca Juga: 7 Keutamaan Lailatul Qadar yang Banyak Ditunggu dan Dicari pada 10 Akhir Ramadhan Saat Ini

Hal ini bisa membantu seseorang untuk muhasabah atau evaluasi diri dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Iktikaf di bulan Ramadhan membantu kita untuk mengevaluasi diri. Dengan iktikaf, akan berfokus pada diri kita menelaah perbuatan yang dilakukan. Mengoreksi kekhilafan untuk kemudian melakukan pertaubatan dan membuat perbaikan.

Berkaitan dengan evaluasi diri ini Rasulullah SAW menyampaikan bahwa setiap manusia pembuat salah, tapi sebaik-baik pembuat salah adalah yang bertaubat. (HR at- Turmudzi dari Anas).

Baca Juga: Makanan yang Bikin Awet Muda, Baik untuk Kesehatan Kulit dan Antikanker

4. Turut didoakan ampunan oleh malaikat

Keutamaan ini tampak jelas diterangkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam dalam hadist berikut:

"Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para malaikat akan mendoakannya, "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia," (HR. Ahmad)

5. Diampunkan dosa-dosa yang lalu

Keutamaan itikaf ini disebutkan dalam. Hadist berikut:

"Barangsiapa yang beriktikaf dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala) maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu." (HR. Dailami)

Baca Juga: Fakta Menarik Sereh yang Perlu Kamu Ketahui, Salah Satunya Bauk untuk Kesehatan Tubuh

Selain itu dijelaskan juga dalam hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  lainnya berikut:

“Barang siapa berdiri (melaksanakan ibadah) pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘alaihi).

6. Dijauhkan dari api neraka

Keutamaan iktikaf ini disebutkan dalam hadits berikut, dari Ibnu Abbas RA, "Barangsiapa beriktikaf satu hari karena mengharap keridhaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sekauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat," (HR. Thabrani dan Baihaqi)

Baca Juga: Menu Berbuka dan Sahur Sejuta Umat, Berikut Resep Telur Ceplok Pedas Manis Ekonomis

7. Merupakan bentuk ketaatan kepada ajaran Rasulullah

Dengan seseorang menjalankan iktikaf berarti ia telah membuktikan ketaatannya pada Rasulullah SAW.

Diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim, setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, Rasulullah menjalankan ibadah iktikaf. Abu Hurairah RA berkata:

"Adalah kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan itikaf sepuluh hari lamanya setiap bulan Ramadhan. Dan pada tahun wafatnya, beliau menjalankan itikaf selama dua puluh hari." (HR. Bukhari & Muslim)

Baca Juga: 3 Menit Jadi! Es Timun Jeruk Nipis, Minuman Keluarga Pas Untuk Berbuka Puasa

Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31). ***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah