Baca Juga: Ajengan Ilyas Ruhiyat, Wali dari Tanah Sunda yang Selalu Diminta Pendapatnya Oleh Gus Dur
Dari sini dapat diketahui bahwa masyarakat Sunda dulu sebelum memeluk agama hindu sudah mempunyai sistem kepercayaan sendiri.
Kepercayaan-kepercayaan tersebut tentu berasal dari nenek moyang terdahulu mereka. Diantara kepercayan tersebut adalah Hiang atau Hyang seperti: Hyang Tunggal, Batara Tunggal, Nu Ngersakeun, Gusti Pangeran Sikang sawijiwiji, dan sebagainya.
Berbagai aliran-aliran yang menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam istilah hyang tersebut kemudian dikenal dengan aliran kebatinan.
Seiring waktu perjalanan aliran kebatinan tersebut kemudian mengalami pergeseran dan pertentangan dengan berbagai agama samawi, hingga banyak yang hilang karena terjadi pelarangan semisal upacara adat seren taun.
Baca Juga: Mengenal Ajaran Kepercayaan Sunda Wiwitan yang Dianut Suku Baduy Banten, Ada 20 Syahadat
Meski demikian masih banyak beberapa warisan budaya leluhur lain yang dianggap sesuai dan tetap lestarai berkembang sampai sekarang.
Selain kepercayaan, para leluhur Sunda juga mewariskan berbagai filosofi hidup yang sangat tinggi nilai maknanya. Beberapa filosofi hidup tersebut terangkum dalam kata cageur, bageur, bener, pinter tur singer.
Kendati tampak sangat sederhana sejatinya lima kata tersebut memiliki makna mendalam. Lima kata ini satu sama lainnya memiliki pertaliaan erat yang tidak bisa dipisahkan. Karena itu kebanyakan masyarakat sunda dari dulu sampai sekarang menjadikan kelima kata tersebut sebagai pandangan hidup.
Baca Juga: RESMI KPU Naikkan Honor PPK, PPS, dan KPPS, Berapa Honor PPK, PPS dan KPPSdi Pemilu 2024?