Setelah orang misterius itu tak tampak oleh penglihatan mata, Mbah Kholil Bangkalan bertanya kepada santrinya tersebut.
"Wud, apa kamu tahu orang tadi itu siapa?" tanya Mbah Kholil,
" Tidak tahu, Kyai," jawab Daud dengan penuh takdzim.
"Beliau adalah Nabiyullah Khidir As. Tidak mudah bertemu dengan beliau.
Siapa pun, kalau ingin bertemu dengan beliau, harus banyak berzikir dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dan jangan melakukan apa yang dilarang oleh Allah dan rasulnya," ungkap Mbah Kholil Bangkalan Madura menjelaskan dengan tegas.
Mendengar apa yang didawuhkan Mbah Kholil Bangkalan itu, tubuh Dawud lemas. Dawud merasa tak habis pikir, orang yang dilihatnya bersama Mbah Kholil Bangkalan ternyata seorang Nabiyullah Khidir As, gurunya para Aulia.
"Kenapa Kyai tidak ngasih tahu dari tadi, kalau beliau itu Nabiyullah Khidir As," kata Dawud balik bertanya sambil sedikit protes.
"Makanya, Dawud kalau mendampingi kyainya itu harus ikhlas dan sabar," jawab Mbah Kholil Bangkalan, seolah tahu yang ada dalam hati Dawud.
Dawud akhirnya menyesal. Bahkan sangat menyesal karena telah berburuk sangka dan menggerutu menganggap orang itu tidak punya sopan santun.
Itulah kisah karomah Mbah Kholil Bangkalan Madura, begitu akrab dengan Nabiyullah Khidir As.