AMALAN HEBAT untuk Hancurkan Musuh, Mbah Hasyim Asy'ari dari Mbah Kholil Bangkalan Madura

- 23 Oktober 2022, 14:53 WIB


PORTAL MAJALENGKA - Satu amalan hebat yang bisa untuk menghancurkan musuh, diterima Mbah Hasyim Asy'ari dari gurunya Mbah Kholil Bangkalan Madura.

Ijazah atau pemberian amalan ini diberikan Mbah Kholil Bangkalan Madura kepada Mbah Hasyim Asy'ari melalui Kiai As'ad Syamsul Arifin.

Berikut kisah pemberian amalan untuk menghancurkan musuh yang diberikan Mbah Kholil Bangkalan Madura kepada Mbah Hasyim Asy'ari.

Dilansir Portal Majalengka - Pikiran Rakyat dari kanal youtube penerus para nabi.

Pada suatu hari di tahun 1924, KH R As’ad Samsul Arifin dipanggil oleh Mbah Kholil Bangkalan Madura untuk menyampaikan pesan kepada Mbah Hasyim Asy'ari.

“Kamu pergi ke Hasyim Asy'ari Jombang, tongkat ini antarkan. Berikan pada Hasyim Asy'ari ini (tongkat), kasihkan ya,: kata Mbah Kholil Bangkalan Madura sembari membaca salah satu ayat Alquran.

Ayat Alquran yang dibacakan Mbah Kholil Bangkalan tersebut merupakan ayat Alquran di surat Thaha ayat 17-21.

“Siapa ini?” tanya Mbah Hasyim Asy’ari kepada utusan Mbah Kholil Bangkalan. “Saya As’ad, saya disuruh Mbah Kholil Bangkalan Madur untuk mengantar tongkat,” sahut Mbah As’ad murid Mbah Kholil Bangkalan Madura.

“Tongkat apa ini kyai?” Mbah As’ad muda bertanya pada Mbah Hasyim Asy’ari. “Sebentar-sebentar,” tongkat ini tidak langsung diambil Mbah Hasyim Asyari.

Tapi ditanya dulu mengapa Mbah Kholil Bangkalan memberikan tongkat ini, bagaimana ceritanya. Mbah As'ad muda lantas menyampaikan pesan dengan membacakan QS Thaha ayat 17 sampai 21 tersebut.

“Alhamdulillah nak, Saya ingin mendirikan Jamiyah Ulama, saya teruskan kalau begini. Tongkat ini tongkat Nabi Musa yang diberikan Mbah Kholil Bangkalan Madura kepada saya,” ujar Mbah hasyim Asy’ari.

Saat kyai As’ad pamit pulang, dia manghaturkan pesan kepada Mbah Kholil Bangkalan bahwa rencana untuk mendirikan jamiyah ulama akan diteruskan.

Tahun 1924 akhir Mbah As’ad muda dipanggil lagi oleh Mbah Kholil Bangkalan Madura. “As’ad ke sini, kamu tidak lupa rumahnya Hasyim?” tanya Mbah Kholil Bangkalan.

“Tidak Mbah,” sahut Mbah As’ad. “Ini tasbih antarkan ya,” ucap Mbah Kholil Bangkalan Madura.

Kemudian tasbih itu dipegang ujungnya sambil dibacakan asmaul husna dengan membaca Ya Jabbar, Ya Jabbar, Ya Jabbar, Ya Qohar, Ya Qohar, Ya Qohar.

Ya Jabbar, satu kali putaran tasbih. Ya Qohar, satu kali putaran tasbih. Mbah As’ad muda disuruh memberikan tasbih ini ke Mbah Hasyim Asy’ari, tasbih dikalungkan ke leher Mbah As’ad.

“Apa itu tasbih, Masya Allah, Masya Allah,” ucap Mbah Hasyim Asy'ari sesampainya Mbah As’ad di Tebuireng.

“Saya diperhatikan betul oleh guru saya, mana tasbihnya?,” ucap Mbah Hasyim. “Ini yai,” jawab Mbah As'ad muda sambil menjulurkan lehernya yang berkalungkan tasbih.

“Ini kyai tasbih ini dikalungkan oleh simbah ke leher saya, sampai sekarang saya tidak memegangnya. Saya takut su’ul adzab (tidak sopan) kepada guru, sebab tasbih ini untuk Anda. Saya tidak akan berbuat apa-apa terhadap barang milik Anda,” ucap Mbah As’ad.

“Apa kata Mbah Kholil?” Tanya Mbah Hasyim Asy'ari kepada Mbah As’ad.

“Ya Jabbar, Ya Jabbar, Ya Jabbar, Ya Qohar, Ya Qohar, Ya Qohar, siapa yang berani pada (NU) akan hancur, siapa yang berani pada Ulama akan hancur ini dawuhnya,” ucap Mbah As’ad muda.

Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan wafat tanggal 29 Ramadan 1343 H setahun sebelum Nahdlatul Ulama resmi didirikan, pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926. Sholu ‘ala Nabi Muhammad. ***


Sumber: YouTube 

Editor: Rahman Prayitno Sodikin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x