Mengingat Maulid Nabi, Melihat Rasulullah Muhammad SAW dari Sisi Manusia Biasa Tetap Istimewa dan Mengagumkan

- 8 Oktober 2022, 22:30 WIB
Selain sebagai Nabi, Rasulullah Muhammad SAW juga manusia biasa dengan segala keistimewaan yang mengagumkan.
Selain sebagai Nabi, Rasulullah Muhammad SAW juga manusia biasa dengan segala keistimewaan yang mengagumkan. /Twibbonize

PORTAL MAJALENGKA - Umat islam bergembira menyambut bulan Rabiul Awal atau bukan Maulid, karena dibulan inilah lahir Nabi Muhammad SAS sosok Rahmatan Lil ‘alamin.

Nabi Muhammad SAW merupakan satu-satunya manusia yang terpilih, karenanya umat islam di seluruh penjuru dunia menyambut maulid penuh khidmat.

Terkait Maulid Nabi Muhammad SAW dan keistimewaannya dijelaskan di surat Al Anbiya ayat 107 yang artinya, "dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

Baca Juga: Bagaimana Cara Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang Benar? Ketahui Larangannya

Keutamaan Nabi Muhammad serta keistimewaannya tidak perlu diragukan lagi. Sehingga umat islam menyambut  bulan Maulid sebagai bulan istimewa mengingat sosok mulia Nabi Muhammad SAW.

Selain seorang rasul dengan segala keagungan mukjizatnya, Nabi Muhammad SAW juga adalah sosok manusia biasa. Meski demikian sisi manusia biasanya Nabi Muhammad SAW tidaklah sama dengan manusia lainnya,. Beliau tetaplah istimewa dan mengagumkan.

Diantara keistimewaannya tersebut antara lain:

1. Nabi Muhammad SAW Tidak Memiliki Bayangan

Muhammad bin Yusuf as-Shalihi dalam kitabnya Subulul-Huda war-Rasyad yang mengutip pendapat Ibn Sab’ bahwa Rasulullah SAW tidak memiliki bayangan. Pasalnya, beliau adalah cahaya. dan cahaya tidak akan mengeluarkan bayangan terkena cahaya lainnya.

وقال ابن سبع رحمه اللَّه تعالى: في خصائصه: إن ظله صلى اللَّه عليه وسلم كان لا يقع على الأرض وإنه كان نوراً وكان إذا مشى في الشمس أو القمر لا يظهر له ظل

Ibnu Sab’ menyebutkan beberapa keistimewaan Nabi Muhammad SAW. Di antaranya bayangan beliau tidak tampak pada tanah. Pasalnya, beliau adalah cahaya. Sehingga jika beliau berjalan di bawah sinar matahari atau cahaya bulan, tidak akan tampak bayangan padanya. (Lihat: Subulul-Huda war-Rasyad, juz 2, halaman 90).  

Baca Juga: MEMASUKI BULAN MAULID, Ketahui Rahasia-rahasia Fadilah dan Keajaiban Sholawat Nabi Muhamad SAW

2. Hati Nabi Muhammad SAW Tetap Terjaga Meski saat Tertidur

Keistimewaan ini diakui langsung oleh Rasulullah SAW saat ditanya oleh istrinya, Siti Aisyah.

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ؟ فَقَالَتْ: مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ، وَلَا فِي غَيْرِهِ، عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً. يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي

Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf pernah bertanya kepada Siti Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW tentang bagaimana shalatnya Rasulullah pada bulan Ramadhan, Siti Aisyah menjawab, “Baik di dalam bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, Rasulullah SAW shalat tidak lebih dari 11 rakaat.
Beliau tunaikan empat rakaat. Jangan engkau tanyakan bagus dan lamanya. Kemudian beliau tunaikan lagi empat rakaat. Jangan engkau tanyakan bagus dan lamanya.
Kemudian beliau tunaikan lagi tiga rakaat.” Siti Aisyah berkata, “Aku sempat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan witir?’
Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, sesungguhnya walau kedua mataku  tidur, tetapi hatiku tidak tidur,’” (HR. Malik).

Baca Juga: BAGAIMANA Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW? Inilah Pandangan dan Pendapat Para Ulama

3. Semua Kotoran Nabi Muhammad SAW tidak berbekas

Ibnu Katsir dalam as-Sirah an-Nabawiyah, menyebutkan bagaimana pengalaman Laila, seorang pelayan Siti Aisyah, yang tidak mendapati bekas apa pun setiap kali memasuki tempat buang hajatnya Rasulullah SAW. Berikut inilah petikan riwayatnya:

يْلَى مَوْلَاةُ عَائِشَةَ، قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَخْرُجُ مِنَ الْخَلَاءِ فَأَدْخُلُ فِي أَثَرِكَ فَلَمْ أَرَ شَيْئًا، إِلَّا أَنِّي أَجِدُ رِيحَ الْمِسْكِ؟ فَقَالَ:  إِنَّا مَعْشَرَ الْأَنْبِيَاءِ تَنْبُتُ أَجْسَادُنَا عَلَى أَرْوَاحِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَمَا خَرَجَ مِنَّا مِنْ نَتْنٍ ابْتَلَعَتْهُ الْأَرْضُ

Laila, pelayan Siti Aisyah, pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasul, setiap engkau keluar tempat buang hajat, aku memasukinya. Namun, aku tidak mendapati apa-apa.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya kami, wahai golongan para nabi, tubuh kami tumbuh pada ruhnya para penghuni surga. Kotoran apa pun yang keluar dari kami, pasti akan diserap bumi.” (Lihat: Ibnu Katsir, as-Sirah an-Nabawiyah, jilid 4, halaman 650).

Baca Juga: Ungkap Kasus Tragedi Kanjuruhan, TGIPF Sudah Amankan Barang Bukti CCTV dan Video di Berbagai Titik

4. Nabi Muhammad SAW Tidak Pernah Menguap 

Kondisi demikian dijelaskan Ibnu Hajar al-‘Asqalani yang menyebutkan dalam Syarah Shahih al-Bukhari bahwa para nabi tidak pernah menguap, termasuk Rasulullah SAW.

Selain itu, menguap adalah perkara yang tidak disukai Allah dan disenangi oleh setan. Pasalnya, menguap disebabkan oleh banyaknya makan, kenyangnya perut, dan lesunya badan, sehingga berujung pada malasnya beribadah._ (Lihat: Ibnu Hajar, Syarah Shahih al-Bukhari, Jilid 10, halaman 607).

Penjelasan mengenai para nabi senantiasa terjaga dari perkara-perkara yang mengurangi derajat kenabiannya, juga dikuatkan dalam sejumlah hadits, antara lain:

التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ: هَا، ضَحِكَ الشَّيْطَانُ

Menguap itu berasal dari setan. Jika salah seorang dari kalian menguap, maka tahanlah semampu mungkin. Sesungguhnya, jika salah seorang dari kalian berkata ‘hah’, maka setan tertawa, (HR. al-Bukhari).

Baca Juga: BAWASLU Majalengka Tutup Pendaftaran Panwascam, Cek Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi

إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ، فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى فِيهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مَعَ التَّثَاؤُبِ

Jika salah seorang dari kalian menguap di saat shalat, maka letakanlah tangan pada mulutnya. Sesungguhnya, setan turut masuk bersamaan dengan menguap, (HR. Ahmad). *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah