Mereka menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al-Qur'an. Karena itulah, guru pertama dari Tuan Guru Sekumpul adalah ayah dan neneknya sendiri.
Sang ayah selalu memperhatikan dengan seksama agar jangan sampai sang anak melakukan perbuatan yang melanggar aturan syariat, meski saat itu Abah Guru Sekumpul masih kanak-kanak.
Hingga pernah suatu ketika ayah dari Tuan Guru Sekumpul melihat anaknya melakukan sebuah kesalahan yang membuat beliau sangat marah kepada Tuan Guru Sekumpul kecil.
Karena kemarahan ayahnua tersebut Tuan Guru Sekumpul kecil pun akhirnya memberikan hukuman kepada Tuan Guru Sekumpul.
Ayahnya mengikat Tuan Guru Sekumpul di salah satu tiang rumah mereka.
Namun tiba-tiba kejadian aneh dan ganjil pun terjadi yang membuat Ayahanda dan orang-orang disekitar tersebut sangat ketakutan.
Saat Tuan Guru Sekumpul dihukum oleh ayahnya, tiba-tiba datang angin puting beliung berhembus sangat kencang yang membuat beberapa warga berlari ketakutan dan masuk ke rumah masing-masing.
Kemudian nenek Tuan Guru Sekumpul Salbiyah yang dikenal sebagai seorang wali majdzub memandang bahwa ganjilnya cuaca dengan dihukumnya Tuan Guru Sekumpul itu berkaitan.