Greg Barton, dalam ingatannya soal Gus Dur, menceritakan dalam bukunya biografi Gus Dur, waktu itu dia mengalami patah tulang serius sehingga tulang lengannya menonjol keluar.
Dokter pertama yang merawatnya khawatir kemungkinan dia akan kehilangan tangannya. Beruntung, karena kecekatan dokter, tangannya bisa disambung kembali.
Akan tetapi pengalaman ini hampir tak berpengaruh terhadap dirinya karena Gus Dur kecil tetap kurang berhati-hati dan selalu bertindak impulsif.
Perilaku Gus Dur yang bandel itu, kadang membuat Sang Ayah yang sangat sabar itu juga harus berlaku tegas.
Baca Juga: Gol Cepat David da Silva Kembali Bawa Persib Bandung Raih Kemenangan atas PSS Sleman di BRI Liga 1
Kadang-kadang, Dur kecil diikat dengan dengan tambang di tiang bendera di halaman depan sebagai hukuman buat leluconnya yang terlalu jauh atau sikapnya yang kurang sopan.
Saat sekolah di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Gus Dur juga pernah tidak naik kelas, karena sering bolos.
Saat ditanya alasannya, mengaku tidak punya teman yang mengerti jalan pikirannya, sehingga malas sekolah, akhirnya bolos.
Tapi bolosnya tidak ke mana-mana, dan mudah dicari sebenarnya, yaitu di perpustakaan Jakarta. Kadang juga bermain bola, olahraga kegemarannya.