Network
PORTAL MAJALENGKA - Gus Muwafiq adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama dan pernah menjabat sebagai asisten pribadi Gus Dur.
Kiai berambut gondrong ini lahir di Lamongan, 2 Maret 1974.
Gus Muwafiq dikenal dengan ciri khasnya yang melekat saat ceramah yakni suara lantang, sering mengenakan kaos oblong dan memakai sarung.
Baca Juga: Orang Ini Berani Tempeleng Gus Muwafiq Berkali-kali di Tempat Umum, Terjadi Suatu yang Tak Terduga
Pendidikan dasar di tempuh di kampung halamannya di Lamongan. Setelah tamat SD melanjutkan sekolah menengah di Pesantren Bungah Gresik.
Kemudian melanjutkan ke tingkat Aliyah di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang.
Pada tahun 1992, Gus Muwafiq sempat melanjutkan ke Pesantren Tebuireng Jombang, Pondok Pesantren Paiton Probolinggo dan Pesantren Lirboyo Kediri.
Baca Juga: GUS MUWAFIQ Ungkap Sejarah Ka'bah yang Menjadi Kiblat Umat Islam
Gus Muwafiq juga merupakan alumni IAIN Yogyakarta dan aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta.
Gus Muwafiq ikut membantu Gus Dur saat membantuk PKB yang jadi wadah politik NU.
Saat Gus Dur menjadi presiden, Gus Muwafiq juga diangkat sebagai asisten pribadi yang membantu Gus Dur.
Baca Juga: Gus Muwafiq Ungkap Rahasia Jasad Rasulullah Muhammad SAW Tidak Langsung Dimakamkan Selama 3 Hari
Mahir pencak silat dan ilmu kanuragan, Gus Muwafiq juga dikenal memiliki kesaktian.
Nah, terkait rambut gondrong, dikutip dari YouTube Fakta Sejarah, Gus Muwafiq mengungkap alasannya.
Penampilan Gus Muwafiq memang terkadang urakan, tidak seperti kebanyakan kiai atau ulama lainnya.
Rambut Gus Muwafiq yang sudah beruban pun dibiarkanya gondrong. Lalu kenapa gondrong?
"Dari kecil saya rambut panjang. Karena kalau dipotong meriang, mungkin karena trauma lihat gunting," kata Gus Muwafiq.
Memang, anak-anak di kalangan tertenu pada eranya, kerap terjadi mendadak meriang setiap kali rambut mereka dipotong.
Karena itu orang tuanya kemudian membiarkan rambut anak-anaknya gondrong asal tetap rapih.
Terkait soal pakaian, Gus Muwafiq mengaku tak terlalu paham soal padu-padan pakaian seperi memadukan warna dan motif biar selaras.
Gus Muwafiq mengaku tak pernah mengerti soal matching atau kesesuaian pakaian.
"Gak sempat mikirin," kata Gus Muwafiq.
Sesekali Gus Muwafiq mengakui sebetulnya pernah terbersit ingin berpenampilan seperti para pendakwah lainnya yang mengenakan jubah dan ikat kepala ala para wali.
Tapi ritme hidupnya sehari hari yang sangat padat tak membuat dirinya memikirkan untuk berdandan seperti itu.
"Saya biar begini aja deh simple. Pakai sorban aja saya itu sering lupa," ujarnya.***
