“Ada apa?” Gus Dur bertanya dengan nada tinggi.
“Assalamualaikum Kyai,” kata salah satu polisi.
Baca Juga: MENGENAL Ikan Channa Limbata, Sang Gabus Toleran dan Super Tangguh
“Ya, ini ada apa? Saya kan sudah pergi. Sana pergi kalian…,” ujar Gus Dur.
"Begini Kyai, mohon maaf saya tadi belum sempat salaman sama njenengan, jadi terpaksa saya mengikuti Kyai. Tolong Kyai, saya ingin salaman,” kata si polisi.
Kedua polisi itu pun lalu bersalaman dan mencium tangan Gus Dur. Setelah itu, kedua polisi itu langsung tersenyum cengengesan, karena berhasil salaman dengan Gus Dur.
Dan tentu saja Gus Dur, langsung ketawa ngakak begitu mobil kembali jalan.
Baca Juga: Tanpa Alat dan Obat, Begini Cara Mbah Kholil Bangkalan Obati Seorang Anak Penderita Sugar Craving
“Ngono kuwi lo, Kang, wong NU. Sudah repot-repot disuruh menjaga supaya ceramah tidak sukses, ee… ujung-ujungnya pengen salaman,” ujar Gus Dur.
Memang waktu itu aparat keamanan sering dikerahkan untuk menghalangi Gus Dur. Tapi dasarnya orang NU, kalau tugas sudah selesai, ya tetap ingin cium tangan Kiai.