Ia mengidap komplikasi ginjal, gagal jantung, sesak napas dan rematik. Sebelumnya Bung Karno dikucilkan dan dilarang menginjakkan kaki di Jakarta.
Soekarno tinggal di Istana Bogor, kemudian pindah ke Istana Batu Tulis. Dalam buku lain berjudul Ir Soekarno karya Wahjudi Djaja tertulis bahwa sakit yang diderita Soekarno, sejak Agustus 1965 semakin parah.
Soekarno kemudian memohon kepada Soeharto agar diizinkan kembali ke Jakarta melalui putrinya Rachmawati.
Setelah mendapatkan izin dari Soeharto, Bung Karno akhirnya pindah ke Wisma Yaso atau sekarang Museum Satria Mandala dengan status tahanan.
Pengamanan terhadap sang proklamator diperketat. Alat sadap dipasang di setiap sudut Rumah dan tidak ada seorang pun yang boleh menjenguknya.
Guntur Soekarnoputra harus memikul tanggung jawab yang besar ketika bapaknya Presiden Soekarno, meninggal dunia.
Guntur Soekarnoputra tidak saja harus menjadi pengganti peran ayah bagi adik-adiknya. Tetapi juga siap menjalankan peran sebagai anak Bung Karno tertua.
Selama menjadi putra Bung Karno, banyak pesan yang telah dibenamkan Bung Karno di otak dan di hati Guntur.