Selang beberapa hari, Sunan Muria mengunjungi Raden Bagus Rinengku di Masin, memastikan tugas yang diperintahkan itu telah dijalankan dengan baik.
Namun, sesampai di Masin, Sunan Muria dikejutkan dengan kondisi padi yang porak-poranda, rusak oleh hama burung.
Baca Juga: Kambing Ini Tiba-tiba Tunduk karena Keramat Wali yang Dimiliki Habib Luthfi bin Yahya
Ternyata Raden Bagus Rinengku hanya menunggui sawah itu. Namun ia membiarkan para burung memakan dan merusak padi.
“Kanjeng Sunan memerintahkan hamba untuk menunggu padi, saya sudah menunggu padi ini,” kata Raden Bagus Rinengku membela diri ketika dimintai pertanggungjawaban oleh sang guru.
Selang beberapa saat, Raden Bagus Rinengku mengeluarkan kesaktiannya. Sehingga padi-padi yang telah rusak itu kembali seperti sedia kala.
Baca Juga: OBROLAN Gus Dur dengan Tetangganya yang Sangat Mengharukan tapi Bikin Ketawa
Tak ayal, Sunan Muria “geram” melihat tingkah Raden Bagus Rinengku yang sombong. Rinengku muda harus dinasihati.
Konon, setelah kejadian itu Raden Bagus Rinengku meninggal dunia tertancap anak panah tepat di perutnya. Tidak diketahui pasti, apakah pemanahan ini dilakukan oleh Sunan Muria sendiri atau oleh murid Sunan Muria, atau oleh orang lain.
Ada banyak versi dalam bagian kisah kematian Raden Bagus Rinengku ini.