Perkataan ibunya itu yang mengiringi perjalanan menuju Baghdad, dengan melewati padang pasir yang sangat luas.
Saat sampai di tengah padang pasir, Syekh Abdul Qodir Al Jaelani dan sudaranya dihadang sekelompok perampok yang menodongkan pedang ke leher. Saudaranya pun ketakutan dan kaget hingga tidak berani berkata walau sepah kata pun.
“Hai orang fakir, engkau punya apa?” tanya salah satu anggota perampok kepada rombongan Syekh Abdul Qodir.
“Aku membawa uang 40 dinar,” jawab Syekh Abdul Qodir.
“Mana?," tanya perampok.
“Ada di saku yang berada di bawah ketiakku,” jawab Syekh Abdul Qodir.
Sang perampok pun menganggap bahwa Syekh Abdul Qodir Al Jaelani berbohong dan meninggalkannya.
Namun sesaat kemudian salah satu dari mereka bertanya kembali kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani dengan pertanyaan yang sama. Dijawab pula dengan jawaban yang sama.
Kemudian perampok itu berdiskusi dan membawa Syekh Abdul Qodir ke markas untuk ditemukan dengan pimpinan mereka.