Ada juga Dengkol, Banger, Proppo, Gerongan, Gending, Panjer, Keniten, Srengat, Jamunda, Hantang, Pamenang, Balitar, Rawa, Kampak, Pesagi, Mahespati.
Atlas Walisongo juga menyebut Pasir, Uter, Wirasari, Wedi, Taji, Bojong, Juwana, Batu Putih, Gumena, Tedunan, Jaratan, Kajongan, Pati, dan Rajegwesi, sebagai wilayah baru yang satu sama lain mengaku penerus Majapahit sehingga sering pecah peperangan di antara mereka.
Baca Juga: Kisah Romantisme Gus Dur dan Langit, Hujan Berhenti Saat Gus Dur Datang
Sementara itu, sejak ibukota kerajaan dipindah ke Daha-Kadhiri, Majapahit berangsur-angsur terkucil menjadi negara agraris yang terkunci di daratan (land-locked) dan tidak mampu berkembang.
Pelaut-pelaut Portugis yang datang pada awal abad ke-15 Masehi masih mencatat bahwa Majapahit sebagai kerajaan masih disebut-sebut
orang di pedalaman Daha.***