PENYEBAB Sunan Gunung Jati Menolak Jadi Raja Mesir, Cucu Prabu Siliwangi Pilih Tinggal di Jawa

- 27 Juli 2022, 15:58 WIB
PENYEBAB Sunan Gunung Jati Menolak Jadi Raja Mesir, Cucu Prabu Siliwangi Pilih Tinggal di Jawa.
PENYEBAB Sunan Gunung Jati Menolak Jadi Raja Mesir, Cucu Prabu Siliwangi Pilih Tinggal di Jawa. /YouTube Wali Songo

PORTAL MAJALENGKA - Naskah-naskah kuno banyak menyebutkan sejarah tentang Sunan Gunung Jati sang cucu Prabu Siliwangi Prabu Jaya Dewata.

Cucu Prabu Siliwangi ini kisahnya banyak dituliskan dalam Naskah Mertasinga dan Naskah Purwaka Caruban Nagari, tentang perjalanan sejarah Sunan Gunung Jati.

Menurut naskah Mertasinga dan Purwaka Caruban Nagari, Sunan Gunung Jati merupakan cucu Prabu Siliwangi sang Raja Pajajaran.

Baca Juga: Ketika Adam Malik dan Alwi Shihab Rasakan Sendiri Keramat Wali Habib Sholeh Tanggul

Bukan hanya itu saja dalam naskah tersebut juga diketahui bahwa Sunan Gunung Jati merupakan putra dari seorang Raja Mesir yaitu Syarif Abdullah Umdatuddin.

Berikut kisah Sunan Gunung Jati yang memilih tinggal di tanah Jawa dibanding menjadi Raja Mesir untuk gantikan ayahnya, dilansir Portal Majalengka dari Buku Sejarah Atlas Walisongo.

Sunan Gunung Jati adalah putra dari Nyimas Rara Santang yang dinikahi oleh Syarif Abdullah Umdatuddin,

Baca Juga: GUS MIEK Sang Wali Misterius Hingga Disebut Dukun dan Papi Oleh Kalangan Artis

Pertemuan Nyimas Rara Santang dengan Syarif Abdullah Umdatuddin terjadi ketika Nyimas Rara Santang melakukan ibadah haji ke Makkah.

Perjalanan Nyimas Rara Santang untuk melaksanakan ibadah haji ditemani sang kakak yaitu Pangeran Walang Sungsang.

Dari pernikahan ini Nyimas Rara Santang mempunyai dua orang putra yaitu:

Baca Juga: Bukan Kisah Sunan Gunung Jati, Tapi Kisah Mengharukan Bocah yang Ingin Jumpa Rasulullah SAW

1. Syarif Hidayatullah yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati, dan

2. Syarif Nurullah, yang merupakan putra kedua Nyimas Rara Santang dan adik dari Sunan Gunung Jati.

Sedangkan ayah Sunan Gunung Jati yang lebih dikenal dengan nama Syarif Hud adalah seorang penguasa kota Ismailiyah di Mesir.

Diceritakan pula bahwa nasab silsilah sang ayah Sunan Gunung Jati, nasabnya sambung hingga ke Rosulullah SAW.

Menurut naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, menuliskan Perbedaan usia antara Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah hanya berbeda satu tahun saja.

Itu berarti kalau Sunan Gunung Jati lahir pada 1448 M, maka Syarif Nurullah lahir satu tahun sesudahnya yaitu 1449 M.

Dikisahkan bahwa Syarif Hud Umdatuddin selalu membawa putra-putranya ke Ka'bah saat usia mereka masih Balita.

Dan dari sinilah sang ayah mendapatkan petunjuk bahwa kedua putranya kelak akan menjadi penguasa dan disegani oleh masyarakat.

Namun sayang Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah harus menjadi anak yatim diusianya yang masih sangat kecil.

Masa kecil Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah dihiasi dengan kisah pilu dengan meninggalnya sang ayah Syarif Hud.

Wafatnya Syarif Hud Umdatuddin tentunya memerlukan pengganti untuk memimpin Bani Ismailiyah di Mesir, sedangkan Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah masih sangat kecil waktu itu.

Karena dua putra Syarif Hud yang masih anak-anak, akhirnya roda pemerintahan kota Ismailiyah dijalankan oleh Patih Ongka.

Dan setelah Sunan Gunung Jati dewasa, Ia tidak mau menerima untuk menjadi raja di Ismailiyah.

Sunan Gunung Jati lebih memilih menetap dan tinggal di Cirebon. Hal ini dipilih oleh Sunan Gunung Jati lantaran dirinya ingin menyebarkan ajaran agama Islam di tanah kelahiran ibundanya Nyimas Rara Santang.

Takhta kerajaan kota Ismailiyah Mesir pun akhirnya diserahkan kepada adik Sunan Gunung Jati yaitu Syarif Nurullah,

Dan diceritakan dalam naskah Mertasinga bahwa Sunan Gunung Jati kembali bertolak dari Cirebon ke Mesir.

Sunan Gunung Jati pergi ke Mesir dengan tujuan untuk menyaksikan penobatan adiknya Syarif Nurullah menjadi raja Ismailiyah.

Adik Sunan Gunung Jati akhirnya menjadi raja di kota Ismailiyah di Mesir, sedangkan Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon meneruskan dakwahnya.

Dan pada akhirnya Sunan Gunung Jati sendiri diangkat menjadi Sultan di Cirebon.

Itulah sekilas tentang kisah Sunan Gunung Jati yang memilih tinggal di Cirebon untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Sunan Gunung Jati menyerahkan takhta kerajaan Ismailiyah kepada adiknya Syarif Nurullah.***.

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah