DANGHYANG NIRARTHA Pendeta Budha Sakti Murid Syekh Siti Jenar, Hidup di Masa Sunan Gunung Jati

- 27 Juli 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi Syekh siti jenar
Ilustrasi Syekh siti jenar /YouTube

PORTAL MAJALENGKA - Syekh Siti Jenar merupakan wali yang dikenal sangat misterius yang hidup satu masa dengan Sunan Gunung Jati.

Menjadi hal yang misterius bagi sosok Syekh Siti Jenar dari mulai asal usul hingga ke-wafatan-nya, bahkan ada yang menuliskan bahwa Syekh Siti Jenar masih putra Sunan Gunung Jati.

Namun pendapat tentang Syekh Siti Jenar putra Sunan Gunung Jati banyak yang menentangnya.

Baca Juga: Keramat Wali Sakti Abuya Bustomi Pandeglang Banten Menaklukan Jin

Berikut kisah Syekh Siti Jenar yang dilansir Portal Majalengka dari Buku Sejarah Atlas Walisongo.

Sunan Gunung Jati memiliki seorang teman dalam menyebarkan ajaran Islam, namun dengan sosok satu ini selalu terjadi kontroversi.

Sosok sahabat Sunan Gunung Jati yang merupakan wali yang penuh dengan misteri dan kontroversi yang ajarkan ajaran Manunggal Kawulo Gusti.

Baca Juga: Head to Head Persib Bandung vs Madura United, Modal Bagus Tim Maung Bandung, Kondisi Terkini Ciro Alves

Syekh Siti Jenar atau Syekh Abdul Jalil adalah sosok seorang wali yang penuh Misteri, dari mulai asal dan usul, kematian hingga makamnya masih menjadi Misteri hingga saat ini.

Namun sosok yang penuh dengan misteri dan kontroversi dengan ajaran Manunggaling Kawula Gusti ini, banyak memiliki santri.

Mereka yang menjadi murid Syekh Siti Jenar, banyak belajar tentang ajaran Islam sejati.

Baca Juga: Bukan Kisah Sunan Gunung Jati, Tapi Kisah Bocah yang Mengharukan karena Ingin Jumpa Rasulullah SAW

Naskah Nagara Kretabhumi Sargha III pupuh 77-78, mengisahkan bahwa setelah kembali dari menuntut ilmu di Baghdad, Syaikh Siti Jenar pergi ke Malaka.

Syekh Siti Jenar kemudian mengajarkan ilmu agama sampai dikenal dengan gelar Syaikh Datuk Abdul Jalil.

Selain dikenal Syekh Datuk Abdul Jalil, Syekh Siti Jenar juga dikenal dengan nama Syaikh Datuk Jabal Rantas.

Syekh Siti Jenar akhirnya menikah dengan seorang perempuan Gujarat dan memiliki putra bernama Ki Datuk Pardun dan Ki Datuk Bardud.

Baca Juga: Fakta Baru, Komnas HAM Sebut Penembakan Brigadir J dari Arah Berlainan

Syekh Siti Jenar tidak lama tinggal di Malaka. Ia lalu pergi ke tanah Jawa menuju Giri Amparan Jati di Cirebon.

Syekh Siti Jenar ikut tinggal di Amparan Jati bersama Syaikh Datuk Kahfi yang konon merupakan saudara sepupunya.

Setelah itu, Syekh Siti Jenar tinggal di Cirebon Girang. Hanya dalam waktu yang sangat singkat, ia memiliki banyak murid yang menimba pengetahuan darinya.

Syekh Siti Jenar selalu berdakwah keliling dari satu kampung ke kampung lainnya, hingga memiliki begitu banyak muridnya.

Baca Juga: Bharada E Penuhi Panggilan Komnas HAM, Datang Terlambat dan Tidak Berkomentar Apa Pun kepada Wartawan

Dalam Naskah Nagara Kretabhumi, mencatatkan banyak sekali pejabat tinggi kerajaan jadi murid dari Syaikh Siti Jenar.

Dan di dalam naskah Carita Purwaka Caruban Nagari disebutkan bahwa, ia sangat dekat dengan Sunan Kalijaga.

Sementara dari cerita tradisi di kalangan pengikut tarekat Akmlaiyah disebutkan bahwa,

Salah seorang murid Syaikh Siti Jenar yang bernama adalah Danghyang Nirartha memiliki kesaktian yang sangat luar biasa.

Baca Juga: Dahsyatnya Keramat Wali di Wajah Sunan Gunung Jati Seketika Mampu Taklukkan Raja Talaga dengan Damai

Sang Danghyang Nrartha yang menjadi murid dari Syekh Siti Jenar kemudian menjadi pendeta besar di tanah Bali.

Danghyang Nirartha mengajarkan paham Manunggaling Kawulo Gusti kepada orang-orang Hindu dan Buddha di Bali.

Setelah memiliki banyak muridnya, Syekh Siti Jenar mendirikan pesantren di Dukuh Lemah Abang, yang terletak di sebelah tenggara Cirebon Girang.

Baca Juga: Kisah Wali Allah, Keramat Aneh Habib Luthfi bin Yahya Menemui Orang secara Tiba-tiba

Demikianlah sekilas kisah tentang Syekh Siti Jenar yang memiliki banyak pengikut dari kalangan kerajaan hingga mendirikan padepokan di Lemah Abang.***

Disclaimer: Sejarah memiliki versi yang berbeda-beda, tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan menurut versi lainnya.

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Atlas Walisongo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah