"Saat tulisanatan, Howang bowang, bowing bowling, Pakuwang buang nuang, tur kecetur, salang kecetur, sugih sugih Sugih!," ucap Kiai Kholil sambil terus memegang kepala Koh Bun Fat.
Tak ada yang mengerti maksud dari jampi-jampi sakti Mbah Kholil Bangkalan itu. Hal itu karena yang diucapkan Mbah Kholil Bangkalan bukan suatu bahasa pada umumnya.
Akan tetapi siapa sangka, jampi-jampi sakti tanpa makna itu benar-benar bisa mengubah kehidupan Koh Bun Fat.
Sejak itu, Koh Bun Fat kemudian benar-benar menjadi pengusaha yang kaya raya.
Itulah jampi-jampi sakti keramat Mbah Kholil Bangkalan yang mampu membuat seorang Tionghoa menjadi kaya raya.
Ada yang beranggapan bahwa doa seorang wali memang tak memandang bahasa, melainkan keikhlasan isi hatinya.
Maka tak heran dengan keramat wali yang dimiliki Mbah Kholil Bangkalan itu mampu membuatnya menjadi kaya raya.***