"Namun bukankah Ia juga termasuk umat Rasulullah? Ayo angkat jenazahnya, kita bawa ke rumahnya," ajak Sultan.
Mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya. Melihat suaminya meninggal, sang istri pun menangis. Mereka yang mengangkat jenazahnya langsung pergi begitu saja.
Tinggallah Sultan Murad dan pengawalnya. Sambil menangis, sang istri berucap kepada jenazah sang suami.
"Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah. Aku istrimu bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang sholeh," tutur sang istri wali.
Mendengar ucapan itu, Sultan Murad kaget. Bagaimana bisa dia seorang wali Allah sedangkan orang-orang membicarakan tentangnya hal yang buruk? Mereka tidak peduli akan kematiannya.
"Sudah kuduga, pasti akan begini. Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras. Dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman tersebut ia bawa ke rumah dan ditumpahkanya ke dalam toilet," ucap sang istri.
Istri wali Allah itu mengatakan bahwa suaminya selalu berkata 'Aku telah meringankan dosa kaum muslimin' ketika membuang minuman keras.
"Dia juga selalu pergi menemui para pelacur dan memberi mereka uang," ujar sang istri.