KISAH PRABU SILIWANGI dan Nyai Subang Larang Kelak Melahirkan Raja-Raja di Nusantara

- 17 Juli 2022, 13:21 WIB
KISAH PRABU SILIWANGI dan Nyai Subang Larang Kelam Melahirkan Raja-Raja di Nusantara
KISAH PRABU SILIWANGI dan Nyai Subang Larang Kelam Melahirkan Raja-Raja di Nusantara /SS YouTube

PORTAL MAJALENGKA - Syekh Quro datang kembali ke negeri Pajajaran beserta Rombongan para santrinya, dengan menggunakan Perahu dagang.

Turut serta dalam rombongan Nyi Mas Subang Larang, Syekh Abdul Rahman, Syekh Maulana Madzkur dan Syekh Abdilah Dargom.

Setelah Rombongan Syekh Quro melewati Laut Jawa dan Sunda Kelapa dan masuk Kali Citarum,yang waktu itu di Kali tersebut ramai dipakai keluar masuk para pedagang ke Pajajaran, akhirnya rombongan beliau singgah di Pelabuhan Karawang.

Baca Juga: KISAH PRABU SILIWANGI, Jalankan Amanah Leluhur dan Inilah Pesan Raja-Raja Padjajaran

Dikutip Portal Majalengka dalam buku sejarah masa silam Jawa Barat yang terbitan tahun 1983 disebut, Pura Dalem.

Mereka masuk Karawang sekitar 1416 M yang mungkin dimaksud Tangjung Pura, dimana kegiatan Pemerintaahan dibawah kewenangan jabatan Dalem.

Karena rombongan tersebut, sangat menjunjung tinggi peraturan kota Pelabuhan, sehingga aparat setempat sangat menghormati dan, memberikan izin untuk mendirikan Mushola (1418 Masehi) sebagai sarana ibadah sekaligus tempat tinggal mereka.

Baca Juga: KISAH PRABU SILIWANGI Mendapatkan Kesaktian dan Aman Memimpin Padjajaran Berjodoh Nyai Subang Larang

Setelah beberapa waktu berada di pelabuhan Karawang, Syekh Quro menyampaikan dakwah-dakwahnya di mushola yang dibangunya (sekarang Mesjid Agung Karawang).

Dari urainnya mudah dipahami dan mudah diamalkan, ia beserta santrinya juga memberikan contoh pengajian Al Qur’an menjadi daya tarik tersendiri di sekitar Karawang.

Ulama besar ini sering mengumandangkan suara Qorinya yang merdu bersama murid-muridnya, Nyi Subang Larang, Syekh Abdul Rohman, Syekh Maulana Madzkur dan santri lainnya seperti, Syekh Abdiulah Dargom alias Darugem alias Bentong bin Jabir Modafah alias Syekh Maghribi keturunan dari sahabat nabi (sayidina Usman bin Affan).

Baca Juga: KISAH WALI CIREBON! Peran Ki Gede Alang-Alang Didik Walangsungsang dan Rara Santang hingga Sunan Gunung Jati

Berita kedatangan kembali Syekh Quro, rupanya terdengar oleh Prabu Anggalarang yang pernah melarang penyebaran agama islam di muara jati, sehingga Prabu Anggalarang mengirim utusannya.

Untuk menutup pesantren Syekh Quro dengan paksa. Utusan yang datang itu adalah Putra Mahkota yang bernama Raden Pamanah Rasa.

Sesampainya di depan pesantren Raden pemanah Rasa tertambat hatinya oleh alunan suara merdu yang dikumandangkan oleh Nyi Subang Larang, ”Saat melantunkan Ayat-ayat Al Qur’an,”

Prabu Pamanah Rasa akhirnya mengurungkan niatnya untuk menutup pesantren tersebut. Atas kehendak yang Maha Kuasa Prabu Pamanah Rasa, menaruh perhatian khususnya pada Nyi Subang Larang yang cantik dan merdu suaranya.

Beliau pun menyampaikan keinginanya untuk mempersunting Nyi Subang Larang sebagai permaisurinya. Pinangan tersebut diterima tapi, dengan syarat mas kawinnya yaitu Lintang Kerti Jejer Seratus yang di maksud itu adalah simbol dari Tasbeh yang merupakan alat untuk berdzikir.

Selain itu, Nyi Subang Larang mengajukan syarat lain agar kelak anak-anak yang lahir dari mereka harus menjadi Raja.

Apa yang menjadi permohonan Nyi Subang Larang disanggupi oleh Raden Pamanah Rasa. Atas petunjuk Syekh Quro, Prabu Pamanah Rasa segera pergi ke Mekkah.

Di tanah suci Mekkah, Prabu Pamanah Rasa disambut oleh seorang kakek penyamaran dari Syekh Maulana Jafar Sidik.

Prabu Pamanah Rasa merasa keget, ketika namanya di ketahui oleh seorang kakek. Dan Kekek itu, bersedia membantu untuk mencarikan Lintang Kerti Jejer Seratus dengan syarat harus mengucapkan dua Kalimah Syahadat.

Sang Prabu Pamanah Rasa denga tulus dan ikhlas mengucapkan, dua Kalimah Syahadat yang makna pengakuan pada Allah SWT, sabagai satu-satunya Tuhan yang harus disembah dan, Muhammad adalah utusannya.

Semenjak itulah, Prabu Pamanah Rasa atau Prabu Silihwangi masuk agama Islam dan menerima Lintang Kerti Jejer Seratus atau Tasbeh, mulai dari itu,Prabu Pamanah Rasa diberi ajaran tentang agama islam yang sebenarnya.

Setelah itu Prabu Pamanah Rasa segera kembali ke Kerajaan Pajajaran, untuk melangsungkan pernikahannya denga Nyi Subang Larang waktu terus berjalan maka pada tahun 1422 M, pernikahan di langsungkan di Pesantren Syekh Quro dan dipimpin oleh Syekh Quro. 

Hasil dari pernikahan tersebut mereka dikarunai 3 anak yaitu :

1. Raden Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana)(1423 Masehi)
2. Nyi Mas Rara Santang (1426 Masehi)
3. Prabu Kian santang atau Raden Sangara atau Syeh Sunan Rohmat Suci (1428 Masehi).

Kelak keturunan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang melahirkan Raja-Raja di Nusantara. ***

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah