TUAN GURU SEKUMPUL BAYI, Menyusu pada Lidah Tuan Guru Adu Wali Sakti Tunggul Ireng

- 14 Juli 2022, 17:06 WIB
TUAN GURU SEKUMPUL BAYI, Menyusu pada Lidah Tuan Guru Adu Wali Sakti Tunggul Ireng
TUAN GURU SEKUMPUL BAYI, Menyusu pada Lidah Tuan Guru Adu Wali Sakti Tunggul Ireng /TAngkapan layar instagram/ @abahgurusekumpulgallery

PORTAL MAJALENGKA - Tuan Guru Sekumpul merupakan sosok seorang wali Allah yang memiliki keramat yang luar biasa.

Memiliki satu kisah yang sangat luar biasa saat Tuan Guru Sekumpul di waktu sang wali ini baru saja dilahirkan ke dunia ini.

Tuan Guru Sekumpul memiliki keanehan ketika masih bayinya, sang wali ketika bayinya kerap menangis ketika masih bayi dan tidak mau berhenti menangis.

Baca Juga: Akhirnya Perampok Kejam Itu Sungkem Minta Ampun kepada Guru Sekumpul, Kisah Karomah Wali

Berikut kisah sang wali Tuan Guru Sekumpul ketika masih bayi yang dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Penerus Para Nabi.

Di tempat Guru Adu panggilan dari Tuan Guru Haji Abdurrahman, bayi itu langsung disambut dengan panjatan doa oleh sang ulama.

Ajaib, bayi itu kemudian terlihat mulai bernafas dan terdengar Isak tangisnya. Guru Adu pun kemudian menyerahkan bayi itu kepada keluarga.

Baca Juga: TANAH BANTEN GEGER, Sang Tabib Mengaku Titisan Nabi Khidir, Bertemu Wali Syekh Abdul Rozak

Agar dikembalikan kepada bundanya untuk disusui. Namun, sang bayi itu kembali berulah, dia tak mau menyusu dan terus saja menangis.

Tak ada jalan lain. Sang bayi kembali harus dihadapkan pada Guru Adu untuk menghentikan tangisnya.

Guru Adu berlaku ganjil saat itu, dia menjulurkan lidahnya pada sang bayi yang langsung disambut mulut mungil Tuan Guru Sekumpul bayi bagai sedang menyusu.

Baca Juga: SOSOK WALI ANEH, Membuang Uang Hingga Miliaran Rupiah di Lautan, Habib Ja'far Al Kaff

Bayi Tuan Guru Sekumpul itu langsung berhenti menangis dan lahap menghisap lidahnya.

Kejadian itu terus berulang yang selalu menangis apabila Tuan Guru Sekumpul hendak disusui. Hal ini membuat Tuan Guru Sekumpul bayi kembali dihadapkan pada Tuan Guru Adu.

Setelah bayi itu berusia 2 minggu, sang Ayah Abdul Ghani, merasa sudah cukup menginap di tempat Abdullah (keluarganya) di Desa Tanggul Ireng, Martapura.

Baca Juga: Mahasiswa Datangi DPRD Kota Cirebon, Gelar Aksi Unjuk Rasa Tolak RKUHP

Dan ingin kembali ke kediamannya di Desa Keraton, Martapura. Kedua desa itu berjarak 1 kilometer. Maksud itu pun diutarakan Ayahanda Abdul Ghani kepada keluarga Abdullah.

Beliau juga meminta nasihat dan doa kepada guru Adu. Mengingat tentara Jepang saat itu memberlakukan jam malam, yakni siapa saja yang terlihat berjalan malam akan langsung ditembak.

Keajaiban kembali terjadi, kepergian keluarga yang diiringi doa Guru Adu itu tidak terlihat oleh tentara Jepang. Padahal mereka menumpang sebuah mobil untuk pulang ke kampung halaman.

Baca Juga: Jelang Ajaran Baru, IPNU IPPNU Kabupaten Cirebon Tawarkan MOP Untuk Kreativitas Pelajar

Sekilas tentang Tuan Guru Haji Abdurrahman, beliau adalah seorang ulama kharismatik dengan memiliki berbagai keramat wali di zamannya.

Keberadaannya di Desa Tunggul Ireng menjadi tameng dari segala marabahaya penjajahan. Setiap kali penjajah Jepang mau ke desanya, ada saja musibah yang menghalangi mereka.

Bahkan diceritakan, kapal mereka tenggelam di sungai. Kiranya faktor keselamatan itulah yang menjadi pertimbangan Ayahanda Abdul Ghani.

Baca Juga: SAAT GUS DUR Dibuat Bingung Oleh Seorang Wali Santri

Memilih desa itu menjadi tempat kelahiran Sang anak, di samping masalah perekonomian keluarga yang belum stabil.

Demikian sekelumit kisah Tuan Guru Sekumpul Bayi yang memiliki keganjilan pada masa bayinya, yang menyusu pada lidah seorang wali. Sholu 'ala Nabi Muhammad.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x