Kemudian, tanpa berpikir panjang Mbah Hasyim Asy’ari muda bersedia menawarkan diri untuk menjemput tamu yang datang kehujanan itu. “Biar saya saja kyai,” ucap Mbah Hasyim Asy’ari muda.
Tanpa berlama-lama Mbah Hasyim Asy'ari bergegas menjemput tamu Mbah Kholil dengan cara digendong.
Setibanya di tempat, Mbah Kholil Bangkalan menyambut kedatangan tamunya dengan begitu akrab dan memintanya untuk masuk ke dalam ruangan khusus.
Baca Juga: 6 Bulan Teliti Walisongo, Buya Arrazy Hasyim Temukan Fakta Sunan Gunung Jati Pembawa Shahih Bukhari
Keduanya saling berbincang-bincang tanpa diganggu oleh siapapun di dalam ruangan khusus tersebut. Usai menemui tamunya, Mbah Kholil Bangkalan kemudian datang menemui para santri untuk kembali meminta bantuan.
“Siapakah di antara kalian yang mau mengantarkan kembali orang tua ini?” Ujar Mbah Kholil Bangkalan pada santrinya.
Untuk yang kedua kalinya, Mbah Hasyim muda kembali bersedia membantu sang kyai untuk mengantarkan tamunya dengan cara digendong.
Setelah kakek tua dan Mbah Hasyim Asy'ari keluar dari kawasan pesantren, barulah Mbah Kholil Bangkalan mengatakan pada santri-santrinya yang lain bahwa kakek tua yang sedang digendong oleh Mbah Hasyim muda ialah Nabiyullah Khidir AS.
Ucapan yang dilontarkan Mbah Kholil Bangkalan membuat para santri di kawasan pesantren merasa terkejut, sekaligus tidak menyangka bahwa Mbah Hasyim tengah menggendong sumbernya pustaka ilmu, Nabi Khidir AS.