Mendengar berita tersebut para santri pun bersiap-siap dengan berbagai senjata untuk menghalau atau bahkan membunuh macam tersebut.
Kebetulan sekali area Pesantren Mbah Kholil dekat dengan perhutanan sehingga dimungkinkan ada macam yang datang di area hutan tersebut.
Memasuki pekan ketiga dari pemberitahuan itu datanglah seorang pemuda kurus dan tidak terlalu tinggi pemuda itu membawa koper yang tak lain pemuda itu adalah Kiai Wahab mudah.
Melihat pemuda yang datang kemudian Mbah Kholil berteriak kepada para santrinya.
"Ini macetnya sudah datang. Ayo kepung.. kepung...," teriak Mbah kholil
Teriakan Mbah Kholil sontak saja membuat para santri datang dengan membawa berbagai senjata seperti pedang, parang, pisau, tombak, dan lain sebagainya.
Tentu saja melihat puluhan santri berdatangan membawa berbagai senjata, pemuda pembawa koper tersebut sangat ketakutan.
Dengan muka pucat ia langsung kabur untuk menyelamatkan diri. Karena tekad dan semangatnya kuat untuk belajar Kiai Wahab muda datang lagi ke area pesantren.
Hal yang sama berulang kembali ia dia teriak macan oleh Mbah Kholil para santri berdatangan lagi membawa senjata tajam.