Mbah Kholil Bangkalan Beri Isyarat Tongkat kepada KH Hasyim Asy'ari, Inilah yang Terjadi

- 9 Juli 2022, 17:02 WIB
Mbah Kholil Bangkalan Beri Isyarat Tongkat kepada KH Hasyim Asy'ari, Inilah yang Terjadi
Mbah Kholil Bangkalan Beri Isyarat Tongkat kepada KH Hasyim Asy'ari, Inilah yang Terjadi /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Mbah Kholil Bangkalan dan KH Hasyim Asy'ari merupakan dua ulama besar Indonesia yang sangat disegani.

Mbah Kholil Bangkalan tak lain merupakan guru dari KH Hasyim Asy'ari. Keduanya merupakan ulama sekaligus pejuang.

KH Hasyim Asy'ari merupakan salah satu pendiri jamiyah terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatu Ulama (NU).

Baca Juga: Santrinya Dibuat Malu oleh Keramat Mbah Hasyim Asy'ari yang Mampu Membaca Isi Hati

KH Hasyim Asy'ari dalam mendirikan Nahdlatu Ulama penuh dengan pertimbangan dan tirakat.

Mendirikan Nahdlatul Ulama pun KH Hasyim Asy'ari atas izin dari gurunya yakni Mbah Kholil Bangkalan.

Sebelum mendapatkan restu untuk mendirikan Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari diberikan sebuah tongkat dari Mbah Kholil Bangkalan sebagai sebuah isyarat.

Baca Juga: 11 Pesan Mbah Hasyim Asy'ari untuk Santri: Gunakan Masa Muda dan Berusahalah Membeli Buku

Pada suatu hari, Mbah Kholil Bangkalan memanggil muridnya yng bernama As'ad.

"Saat ini KH Hasyim Asy'ari sedang resah, antarkan dan berikan tongkat ini kepadanya," perintah Mbah Kholil Bangkalan kepada As'ad.

"Baik Kiai," jawab As'ad sambil menerima tongkat itu.

"Setelah memberikan tongkat, bacakanlah ayat-ayat berikut kepada KH Hasyim Asy'ari," kata Mbah Kholil Bangkalan kepada As'ad seraya membacakan surat Thaha ayat 17 hibgga 20.

Baca Juga: WALI KUNCUNG Wali yang Sangat Hormat Pada Ibunya, Bikin Kompeni Belanda Memohon Maaf Padanya

Setelah membacakan ayat tersebut, sebagai bekal perjalanan ke Jombang, Mbah Kholil Bangkalan memberikan 2 keping uang logam kepada As'ad yang cukup untuk ongkos pulang pergi ke Jombang.

Setelah berpamitan, As'ad pun segera berangkat ke Jombang untuk menemui KH Hasyim Asy'ari. Sepanjang jalan, tongkat dari Mbah Kholil untuk KH Hasyim Asy'ari dipegangnya erat-erat.

Meski sudah dibekali uang dari Mbah Kholil Bangkalan, namun As'ad memilih berjalan kaki ke Jombang.

Baca Juga: Ketajaman Firasat Gus Dur

Dua keping uang logam pemberian Mbah Kholil Bangkalan itu ia simpan di sakunya sebagai tanda kenang-kenangan dari Mbah Kholil Bangkalan.

Baginya, uang pemberian Mbah Kholil Bangkalan itu teramat berharga untuk dibelanjakan.

Sesampainya di Jombang, As'ad segera ke kediaman KH Hasyim Asy'ari. Kedatangan As'ad pun disambut ramah oleh KH Hasyim Asy'ari. Terlebih As'ad merupakan utusan khusus gurunya, yakni Mbah Kholil Bangkalan.

Baca Juga: Diteliti Melalui Berbagai Manuskrip, Buya Arrazy Hasyim: Walisongo dan Sunan Gunung Jati Fakta Sejarah

Setelah bertemu dengan KH Hasyim Asy'ari, As'ad segera menyampaikan maksud kedatangannya.

"Kiai, saya diutus oleh Mbah Kholil Bangkalan untuk mengantarkan dan menyerahkan tongkat Ini," kata As'ad seraya menyerahkan tongkatnya.

KH Hasyim Asy'ari menerima tongkat itu dengan penuh perasaan. Ia terbayang wajah gurunya yang arif, bijak, dan penuh wibawa. Kesan-kesan indah selama menjadi santri juga terbayang di pelupuk matanya.

Baca Juga: Pangeran Pemanah Rasa, Sosok Sakti Kakek Sunan Gunung Jati Berkelana di Masa Muda

"Apa masih ada pesan lainnya dari Mbah Kholil Bangkalan?," tanya KH Hasyim Asy'ari kepada As'ad.

"Ada Kiai," jawab As'ad.

Kemudian As'ad membacakan surat Thaha ayat 17-23.

Setelah mendengar ayat tersebut dibacakan dan merenungkan kandungannya, KH Hasyim Asy'ari menangkap isyarat bahwa Mbah Kholil Bangkalan tak keberatan apabila ia dan Kiai Wahab beserta para kiai lainnya untuk mendirikan sebuah jamiyah.

Baca Juga: Gratis Download Link Twibbon Hari Raya Idul Adha 2022 Terbaru, Desain Anti Mainstrem untuk Dibagikan ke Medsos

Sejak saat itu, proses untuk mendirikan jam'iyah terus dimatangkan. Meski merasa sudah mendapatkan lampu hijau dari Mbah Kholil Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari tidak serta-merta mewujudkan niatnya untuk mendirikan jam'iyah.

Ia masih perlu bermusyawarah dengan para Kiai lainnya terutama dengan Kiai Nawawi Nur Hasan yang menjadi pengasuh pondok Pesantren Sidogiri.

Terlebih lagi gurunya, Mbah Kholil Bangkalan dahulunya pernah mengaji kitab-kitab besar kepada Kiai Nur Hasan.***

Editor: Husain Ali

Sumber: YouTube Paw Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah