Setelah semprong penutupnya dibuka Mbah Dim meletakkan tangan kanannya di atas nyala lampu yang cukup besar.
Seorang dosen dan kakaknya saling berpandangan dan membatin mengapa Mba Dim tidak kepanasan. Anehnya setelah beberapa lama, bukannya tangan Mbah Dim merasa panas justru api itu malah padam.***