Di masa mudanya penuh dengan kontroversi yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik, dalam khazanah sastra Arab Islam.
Meski begitu sajak-sajaknya juga syarat dengan nilai spiritual di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan.
Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid Al Anshari dan Abu Ubaidah, iya juga belajar Alquran kepada Ya:kub Al Hadrami.
Sementara dalam ilmu hadits, Ia belajar kepada Abu Walid Bin ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Sa'id Al Qattan, dan Azhar bin Sa'ad As Samman.
Baca Juga: HABIB MUDA BANGKRUT, Mbah Kholil Bangkalan Berikan Wiridan Kaya Raya dan Dirobek Habib Sepuh
Pertemuannya dengan penyair dari kufah Walibah bin Habab al Hasadi, telah memperluas gaya bahasanya dan membawanya ke puncak kesusastraan Arab.
Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz lalu ke Kufah.
Di Kufah bakat Abu Nawas di gembleng, Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman. Hidup bersama orang-orang Arab badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa arabnya.
Abu Nawas dikenal sebagai orang yang gemar berbuat maksiat, dia gemar minum khamer hingga Dia mendapat julukan penyair khamer.