Suatu kebahagian yang luar biasa ketika santri bisa memijat sang kiainya, barokah pun diharapkan dari sesuatu hal yang sepele ini.
Ditengah kucuran barokah yang didapat dari sang kiai melalui pijitan ala santri yang asal jadi, pikiran sang santri jauh terbang melayang hingga teringat sosok penomenal yaitu Gus Dur.
Baca Juga: Tukang Becak Masih Tak Percaya Saksikan Langsung Karomah Wali Jadzab Habib Bakar
Sedang asiknya melamun si santri dikagetkan dengan suara Mbah Maimun,
"Aku nggak wani maring (nggak berani sama) Gus Dur, beliau itu titisan, Titisane poro aulia (beliau itu titisan para aulia)" ucap Mbah Maimun kira-kira seperti itu.
Santri pun kaget, Mbah Maimun mengetahui apa yang ada dalam pikirannya, dengan secara tidak langsung mengatakan kalau Gus Dur adalah seorang wali.
Terbukti ketika Gus Dur wafat, Mbah Maimun sendiri yang hadir dan mentalkin ketika Gus Dur dimakamkan.
Baca Juga: Keramat Wali Allah Kiai Abdul Hamid Pasuruan: Ke Baghdad Tiap Tahun, Padahal Raganya di Rumah
Hingga sekarang makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur benar-benar memberikan berkah tersendiri bagi masyarakat setempat.
Bisa dikatakan Gus Dur merupakan sunan Tebu Ireng, bahkan setiap bulan kotak amal yang dihasilkan mencapai ratusan juta.