Untuk dapat membangun jalan ini para pekerja harus membelah nukit dengan tenaga dan peralatan seadanya.
Salah satu penyebab yang membuat kesulitan adalah ketika membongkar dan membelah bukit dengan kondisi tanah yang didominasi oleh bebatuan berupa cadas yang sangat keras.
Baca Juga: Gemar Membaca Buku Berat dan Barat, Gus Dur Pernah Menangis di Depan Kitab Ini
Hal ini pun mengakibatkan target pembangunan jalan ini terhambat dari perkiraan awal selesai pada tahun 1808. Namun baru bisa digunakan tiga tahun kemudian.
Saat proses pembangunan, banyak pekerja yang membangun jalan ini dengan tangan kosong hingga tersiksa karena minimnya bantuan alat.
Pembangunan jalan dengan kontur berkelok tajam dan naik turun khas pegunungan tersebut juga dilaporkan telah menelan korban sekitar 5.000 nyawa.
Baca Juga: KEBO LANDOH dan Keramat Kesaktian Syekh Jangkung, Hidup di Masa Sunan Gunung Jati
Selain itu, konon dikabarkan banyak para pekerja yang berakhir menjadi mangsa dari hewan buas penunggu bukit di kawasan tersebut.
Bahkan selama proses pembangunan para pekerja diperlakukan semena-mena dengan dipaksa bekerja demi mengejar target yang disebut kerja rodi.
Tak sedikit pula para pekerja yang meninggal karena terkena wabah penyakit akibat perlakuan tak manusiawi dari Gubernur Jenderal Daendels.