Kisah Cokro Joyo, Karomah Sakti Sunan Geseng dan Sunan Kalijaga Murid Sunan Gunung Jati

- 10 Juni 2022, 14:00 WIB
Kisah Cokro Joyo, Karomah Sakti Sunan Geseng dan Sunan Kalijaga Murid Sunan Gunung Jati
Kisah Cokro Joyo, Karomah Sakti Sunan Geseng dan Sunan Kalijaga Murid Sunan Gunung Jati /

PORTAL MAJALENGKA - Dikisahkan Sunan Kalijaga murid Sunan Gunung Jati melakukan perjalanan dakwah dan melewati daerah Bagelan.

Dalam perjalanan dakwahnya Sunan Kalijaga bertemu dengan seorang penyadap Gula Aren di daerah Bagelan.

Pemuda ini memiliki nama Raden Mas Cokro Joyo, yang menurut silsilah Jawa ia adalah Keturunan dari Prabu Brawijaya.

Baca Juga: ADU KESAKTIAN, Blacak Ngilo Pukul Mundur Sunan Kalijaga, Kisah Walisongo Murid Sunan Gunung Jati

Raden Mas Cokrojoyo adalah keturunan Prabu Brawijaya dengan Dewi Rengganis yang melahirkan Raden Rara Rengganis II.

Kemudian Ki Ageng Pakotesan menikah dengan Raden Rara Rengganis II, dan melahirkan Pangeran Semono atau yang sering disebut dengan Pangeran Murio.

Dari hasil pernikahan Pangeran Semono inilah lahir Raden Mas Cokro Joyo.

Baca Juga: BUKTIKAN! Amalan Wirid Sunan Kalijaga yang Bisa Mendatangkan Rezeki

Berdasarkan Babad Tanah Jawi pertemuan Cokro Joyo dengan Sunan Kalijaga yaitu saat melakukan perjalanan syiar ke daerah Bagelan, Purworejo.

Di daerah Bagelan Sunan Kalijaga singgah di rumah Raden Cokro Joyo, seorang penyadap aren untuk dijadikan gula.

Raden Cokro Joyo memiliki kebiasaan bernyanyi saat membuat gula aren. Sunan Kalijaga menghampirinya untuk berbincang-bincang dengannya.

Baca Juga: Sunan Gunung Jati Marah Besar Hingga Usir Sunan Kali Jaga! Gagalnya Sunan Kalijaga Menjadi Murid Sang Sunan

Sunan Kalijaga menanyakan untuk apa hasil penjualan dari gula aren tersebut kepada Raden Cokro Joyo, ia pun menjawab bahwa hasil gulanya biasa digunakan untuk sedekah ke fakir miskin.

Sunan Kalijaga menasihati agar nyanyiannya digantikan dengan membaca sholawatan, agar hasil gula arennya semakin melimpah.

Sepeninggal Sunan Kalijaga, Raden Cokro Joyo kaget setelah ia menggantikan nyanyiannya dengan sholawatan, gula arennya berupah menjadi batangan emas.

Ia pun segera mencari Sunan Kalijaga untuk bisa menjadi muridnya, dan Ia mendapatkan syarat dari sang Sunan untuk tinggal di hutan hingga Sunan Kalijaga kembali datang menemuinya.

Tongkat Sunan Kalijaga pun ditancapkan di tengah hutan, yang dijaga Cokro Joyo sambil membacakan wiridan yang diberikan Sang Sunan.

Waktu berlalu begitu cepat, hingga beberapa tahun kemudian, Sunan Kalijaga baru ingat kembali kepada Cokro Joyo yang ia tinggalkan di hutan.

Sunan Kalijaga akhirnya pergi ke hutan tersebut membawa beberapa muridnya untuk mencari Raden Cokro Joyo.

Hutan kini jauh berubah begitu lebat ditumbuhi ilalang, Sunan Kalijaga beserta muridnya kesulitan mencari Raden Cokro Joyo, akhirnya membakar hutan tersebut.

Ilalang pun terbakar, hingga tampak di tengah hutan duduk bersila Raden Cokro Joyo dengan memegang tongkat Sunan Kalijaga.

Tubuh Raden Cokro Joyo pun hitam hangus terbakar, namun ia tidak mati, ia hidup dengan kulit yang hitam akibat terbakar.

Dengan mengumandangkan adzan Sunan Kalijaga membangunkan Raden Cokro Joyo yang masih bertapa, mendengar suara Adzan di telinganya Raden Cokro Joyo terbangun dan melihat Sunan Kalijaga didepannya.

Sejak saat itulah ia diberi gelar Sunan Geseng karena Raden Cokro Joyo berhasil melewati ujian dari Sunan Kalijogo, hingga ia memiliki karomah tidak mempan dibakar.

Sunan Geseng pun ikut mendakwahkan ajaran agama Islam hingga ia wafat, dan makamnya terletak di Dusun Jolosutro, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Letaknya kira-kira 2 km di sebelah kanan Jalan Yogyakarta-Wonosari Km. 14 (kalau datang dari Yogyakarta). Wallahu a'lam bishawab.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah