INILAH 12 Adab Sambut Idul Fitri Menurut Imam Al Ghazali

19 April 2023, 22:00 WIB
Ilustrasi. INILAH 12 Adab Sambut Idul Fitri Menurut Imam Al Ghazali /Pixabay/Waqar Ahmad

PORTAL MAJALENGKA - Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti. Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji.

Berkenaan Idul Fitri maka penting bagi setiap muslim untuk memahami adab dalam merayakan hari tersebut.

Dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 437), Imam Al Ghazali menyebutkan adab-adab menyambut hari raya.

Baca Juga: Siapa Saja Orang yang Wajib Bayar Fidyah Puasa Ramadhan? Berikut Penjelasannya

Salah satunya Idul Fitri yakni sebagai berikut:

آداب العيد: إحياء ليلة والاغتسال فى صبيحة يومه، ونظافة البدن، وطيب الرائحة، وإدامة التكبير، وكثرة الذكر، واستعمال الخشوع، والتسبيح والحمد بين تضاعف التكبير، والإنصات للخطبة بعدالصلاة، وأكل اليسير قبل الخروج إن كان فطرا، والذهاب فى طريق والرجوع فى اخرى، والانصراف بالإشفاق خوف الغيبة. 

Artinya: “Adab merayakan Hari Raya (Id), yakni: mengidupkan malam sebelumnya dan mandi pagi di hari itu, membersihkan badan, memakai wewangian, selalu bertakbir, memperbanyak dzikir, bersikap khsyu’, membaca tasbih dan hamdalah di antara takbir yang diulang-ulang, aktif mendengarkan khutbah yang dilaksanakan setelah shalat Id, menyantap makanan ringan sebelum meninggalkan rumah jika itu adalah hari Idul Fitri, berangkat melewati jalan yang berbeda dengan ketika pulang, dan bertegur sapa dengan ramah agar tidak digunjing orang.”

Baca Juga: BEGINI Bacaan Takbir Idul Fitri yang Sesuai Sunnah Rasulullah, Sahabat dan Ulama

Dari risalah Imam Al Ghazali di atas, terdapat dua belas adab dalam menyambut Idul Fitri ataupun Idul Adha.

Dari kedua belas adab tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Menghidupkan suasana di malam hari sebelumnya. 

Menjelang Idul Fitri setiap muslim dianjurkan untuk menghidupkan suasana di malam tersebut.

Di antara yang biasa dan umum dilakukan adalah bersama-sama mengumandangkan gema takbir baik di masjid, musholah, ataupun di rumah-rumah.

Bahkan ada beberapa di antaranya yang kiga melakukan takbir dengan berkeliling di wilayah masing-masing.

Baca Juga: MEMAHAMI Hakikat Zakat Menurut Pandangan Imam Al Ghazali

2. Mandi di pagi hari.

Sebelum berangkat menunaikan shalat Idul Fitri, disunnahkan mandi di pagi hari dengan mengguyur seluruh tubuh dan anggota badan, yakni dari rambut di kepala hingga telapak kaki dengan air.

Adapun mandi tersebut dinobatkan dengan bacaan berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ اْلاَضْحَى/لِعِيْدِ اْلفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

(Nawaitul ghusla li‘îdil adha/li‘îdil fithri sunnatan lillâhi ta’âlâ)

Artinya: “Aku niat mandi untuk merayakan Idul Adha/Idul Fitri sebagai sunnah karena Allah taála.”

Baca Juga: Waktu Terbaik Mengeluarkan Zakat Fitrah Sebagaimana Firman Allah dan Hadist Rasulullah SAW

3. Membersihkan badan dan memakai wewangian.

Setalah mandi dianjurkan juga membersihkan anggota badan seperti mencukur kumis, memotong kuku, memakai pakaian bersih dan memakai wewangian seperti parfum atau bedak wangi. Atau cukup dengan memakai sabun wangi ketika mandi.

4. Khusus di hari Idul Fitri dianjurkan makan dulu.

Sebelum berangkat menuju tempat dilaksanakannya shalat Id baiknya makan kecil dulu. Hal ini untuk menandai bulan Ramadhan benar-benar telah berakhir berganti bulan Syawal. 

5. Berangkat ke tempat shalat Id melewati jalan yang berbeda dengan ketika pulang. 

Jadi diusahakan sebelum berangkat menuju tempat sholat id, diniatkan dulu jalan yang bakal dilalui harus berbeda dengan jalan pulang nanti.

Dengan cara seperti ini diharapkan akan bisa bertemu dengan lebih banyak orang untuk bersalaman dan menyambung silaturrahim dengan teman-teman lama atau saudara yang lama tidak berjumpa. 

6. Dianjurkan selalu membaca takbir: اللَّهُ أَكْبَرُ “Allâhu akbar” (Allah Mahabesar).

7. Memperbanyak bacaan dzikir: ُلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله "Lâ ilâha illallâh” (tiada Tuhan selain Allah).

8. Membaca tasbih:  سُبْحَانَ اللَّهِ “Subhânallâh” (Mahasuci Allah). 

9. Membaca hamdalah di antara takbir yang diulang-ulang, seperti bacaan berikut:

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ اللَّهُ أَكْبَرُ،اللَّهُ أَكْبَر وللهِ الْحَمْدُ

(Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, Lâ ilâha illallâh, Allâhu akbar, wa lillâhil hamdu)  Artinya: “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, dan segala puji bagi Allah.”

Biasanya untuk poin 6-9 dibaca secara bersama-sama dengan khusyuk sambil menunggu dimulainya shalat Id. 

10. Aktif mendengarkan khutbah setelah Shalat Id. 

Berbeda dengan khutbah Shalat Jumát, khutbah Shalat Id dilaksanakan setelah shalat.

Oleh karena itu seusai shalat tidak sebaiknya meninggalkan tempat, sebaiknya perhatikan dengan baik isi Khutbah yang disampaikan.

11. Pulang melewati jalan yang berbeda dengan ketika berangkat. Hal ini tentu memiliki hikmah baik selain telah disebut pada poin berangkat. Mungkin dengan banyak tanah yang kita pijak nanti berguna berguna untuk menambah kesaksian di akherat. kaitannya saat di hisab.  

12. Bertegur sapa dengan ramah saling bermaaf-maafan

Selama dalam perjalanan pulang ke rumah bisa dimanfaatkan untuk tegur sapa bersalaman saling bermaaf-maafan.

Hal ini sebagai ungkapan kegembiraan sekaligus untuk menjalin ukhuwah Islam. Demikianlah kedua belas adab menyambut Idul Fitri sebagaimana yang dijelaskan Imam Al Ghazali. Semoga bermanfaat. ***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler