Kisah Kesaktian Nyi Mas Gandasari, Kunci Penentu Kemenangan Penaklukan Rajagaluh

5 Oktober 2022, 19:59 WIB
Ilustrasi. Nyi Mas Gandasari, salah satu tokoh kunci penaklukan Rajagaluh karena kesaktiannya. /Youtube

PORTAL MAJALENGKA - Pasukan Cirebon yang dibantu Demak berhasil mengalahkan pasukan Rajagaluh dan memenangkan peperangan tersebut.

Kemudian mereka bergerak memasuki ibu kota Rajagaluh bermaksud masuk ke keraton untuk menangkap Prabu Cakraningrat, beserta keluarga serta para petinggi lainnya yang masih setia.

Namun saat akan melintas tapal batas ibu kota yang saat itu dikelilingi sungai, semua pasukan mendadak mundur karena kepanasan.

Baca Juga: Ujian Syekh Magelung Sakti Mencari Sunan Gunung Jati sebagai Mursyid, Sayembara Kalahkan Nyi Mas Gandasari

Sepanjang sungai yang akan dilewati dirasa panas serta beracun, siapapun yang mencoba untuk melintas bakal terpental seperti ada pagar kuat yang menghalang.

Jarak pandang ke ibu kota Rajagaluh pun tertutup. Atas bawah sungai tertutup sebuah keuatan gaib yang sangat kuat.

Beberapa pangeran dan gegedeng juga tak mampu menembus kekuatan tersebut. Termasuk syekh Magelung sakti yang mencoba menembus atas maupun bawah bumi semua ruang mentok tak bisa dilalui.  

Mbah Kuwu tidak mau mengambil sikap yang dapat membahayakan pasukannya, karena itu dengan kewaskitaanya dia tahu bahwa untuk memecahkan masalah saat itu butuh solusi tepat.

Maka saat itu Mbah Kuwu yang bertindak selaku panglima tertinggi, kemudian menyuruh Syekh Magelung menghadap Sunan Gunung Jati untuk menyampaikan peristiwa tersebut sekaligus meminta solusinya.

Baca Juga: NAPAK TILAS Sayembara Nyi Mas Gandasari dengan Syekh Magelung Sakti, 2 Wali Sakti Zaman Sunan Gunung Jati

Sesampainya di hadapan Sunan Gunung Jati, Syekh Magelung kemudian menceritakan  perihal yang terjadi dan masalah yang sedang dihadapi pasukan Cirebon di rajagaluh.

Mendengar hal tersebut Kanjeng Sunan kemudian memanggil Nyi Mas Gandasari. Berdua dengan suaminya Nyi Mas Gandasari diberi beberapa wejangan (nasehat) berisi strategi penyusupan.

Setelah diberi amanat keduanya lalu pergi bersama menuju ke Rajagaluh bergabung bersama pasukan Cirebon yang tertahan menunggu di tapal batas ibu kota kerajaan tersebut.

Sesampanya di tujuan keduanya langsung menemui Mbah Kuwu, menyampaikan strategi yang disarankan Sunan Gunung Jati.

Setelahitu Nyi Mas Gandasari dan Syekh Magelung langsung bergerak untuk menyelesaikan pagar gaib yang menjadi masalah saat itu.

Baca Juga: Kisah Pilu Masa Kecil Nyi Mas Gandasari, Panglima Perang Perempuan Murid Sunan Gunung Jati

Syekh Magelung kemudian mengajak Nyi Mas Gandasari ke wilayah sungai yang menjadi penghalang tersebut.

Konon diceritakan untuk membuang bala yang sengaja ditanam Sang Prabu Cakra Ningrat sebagai penghalang, akan menjadi pupus dan sirna oleh air seni perawan sunti.

Sehingga Sunan Gunung Jati memilih Nyi Mas Gandasari untuk melakukan hal tersebut. Beliau tahu meski status Nyi Mas Gandasari sudah bersuami tetapi keduanya dipercaya mampu menjaga masing-masing kesuciannya.

Memang terbukti setelah sungai tersebut terkena air seni Nyi Mas Gandasari mendadak hawa panas serta pagar gaib yang menutupinya tersingkap musnah.

Setelah memberitahu keberhasilannya kepada Mbah Kuwu, kemudian keduanya pamit mohon restu untuk lebih dulu menyelinap masuk kedalam ibu kota tepatnya keraton Prabu Cakraningrat.

Baca Juga: Syekh Magelung Sakti dan Nyimas Gandasari, Sepasang Panglima Perang Maha Sakti Sunan Gunung Jati

Sepeninggal kedua pasangan tersebut, Mbah Kuwu kemudian mengumpulkan para pangeran dan gegedeng untuk menyusun strategi penyergapan dengan cara menyusup.

Mbah Kuwu sudah membaca kekuatan pasukan yang dimiliki Prabu Cakraningrat  tinggal sedikit. Maka dari itu ia akan menyusup bersama para pangeran dan gegedeng dan meninggalkan pasukan Cirebon dan Demak untuk tetap tinggal diperbatasan.

Disamping itu strategi ini dilakukan agar Prabu Cakraningrat tidak curiga dan tetap terlena, disangkanya pagar ghoib yang ia tanam terus bekerja.

Sementara keadaan Nyi Mas Gandasari bersama suaminya Syekh Magelung Sakti sudah berhasil masuk dalam keraton.

Nyi Mas Gandasari yang dengan kecantikannya telah mampu menjerat hati Arya Mangkubumi, sehingga dia diterima sebagai penyaji minumam dan makanan Prabu Cakraningrat.

Baca Juga: Cek Fakta, Viral Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan Bernama Kelpin Diculik Intel

Sementara Syekh Magelung Sakti yang mengaku kakak Nyi Mas Gandasari diperbantukan bekerja di dapur istana.

Dalam penyusupan tersebut keduanya mengaku sebagai pribumi Indramayu. Diakui saat itu hubungan kedua kerajaan tersebut cukup baik. Sehingga Arya Mangkubumi tidak memiliki kecurigaan sama sekali terhadap keduanya. 

Penyusupan dan penyamaran kedua senopati pilihan Cirebon ini pun akhirnya menemui sasaran. Seketika sang Prabu Cakraningrat  terbuai pesona Nyi Mas Gandasari yang nampak sangat anggun saat mengantar sajian minuman dan makanan untuknya.

Arya Mangkubumi yang mengiring di depannya terlihat sangat paham gelagat sikap rajanya tersebut. Ia pun kemudian memperkenalkan sosok pelayan tersebut, bahwa ia pribumi Indramayu yang bersama kakaknya ingin mengabdikan diri mereka pada kerajaan galuh.

Mendengar informasi yang disampaikan Arya Mangkubumi selaku orang kepercayaannya tersebut, Sang Prabu langsung percaya dan dia tidak menaruh sedikitpun curiga bahwa gadis cantik didepannya adalah seorang penyusup.

Baca Juga: Rangkuman Hasil Liga Champions Tadi Malam, Bayern Munchen vs Viktoria Plazen dan Inter Milan vs Barcelona

Selesai jamuan pesta makan dan minuman, sambil dalam kondisi mabuk Prabu Cakraningrat mengajak Nyi Mas Gandasari masuk kedala ruang peristirahatan pribadinya.

Kesempatan itupun tidak disia-siakan Nyi Mas Gandasari, sambil memapah masuk sang Prabu yang sedang mabuk dia memberi tanda kode pada Syekh Magelung suaminya yang hendak membereskan ruang jamuan.

Di dalam ruang peristirahatan Nyi Mas Gandasari langsung bertindak cepat. Ditengah ketidaksadaran sang prabu Cakraningrat ia berusaha mengorek tentang sumber kesaktian yang dimilikinya.

Hingga terbukalah rahasia ajimat yang dimiliki sang prabu tersebut yakni kendaga (guci) emas yang di dalamnya berisi patung ular mas.

Masih memanfaatkan kondisi Prabu Cakraningrat yang masih meracau, Nyi Mas Gandasari dengan pandainya merajuk meminta untuk menimang guci tersebut, dengan alasan menguji kelayakan derajat dirinya  terhadap pusaka tersebut, kalau sekiranya akan dijadikan sebagai permaisuri.

Baca Juga: Belum Pulih Tragedi Kanjuruhan, DPR RI Anggarkan 1,5 Miliar Beli TV, Warganet: Gak Malu Sama BTS Army

Mendengar rajukan dan alasan yang cukup logis yang disampaikan Nyi Mas Gandasari tersebut akhirnya sang prabu mengijinkannya untuk menimang ajimat yang di sakralkannya tersebut.

Medapati kesempatan demikian Nyimas Gandasari setelah berhasil menimang kendaga emas lantas ia lari meloloskan diri keluar kamar.

Mengalami hal demikian sang prabu langsung tersadar berusaha mengejar sayang didepan pintu ia telah hadang syekh Magelung Sakti sosok yang menyamar pelayan.

Mendengar terjadi keributan di dalam Keraton Rajagalu. Mbah kuwu, para pangeran, dan para gegedeng yang berhasil menyusup di sekitar keraton langsung bertindak cepat.

Mendapati kondisi Syekh Magelung Sakti yang sedang kerepotan menahan serangan Prabu Cakraningrat dan Arya Mangkubumi, Mbah Kuwu segera datang membantu.

Melihat hal itu Arya Mangkubumi berusaha untuk lari, maka dengan cepat kilat Syekh Magelung Sakti bergerak mencegat sehingga keduanya saling berhadapan.

Baca Juga: Kisah Syekh Abdul Qodir Menangis Terisak saat Ditanya Seorang Pemabuk Berat

Ki Demang Jagapati yang berusaha membantu segera dihadang Tumenggung Jagabayan. Ki Demang Raksapura yang mencoba membokong Tumenggung Jagabayan dihadang Dipati Suranenggala.

Pertarungan satu lawan satu pun tidak dapat terelakan. Dalam pertarungan tersebut Ki Demang Jagapati tak bisa berbuat banyak menghadapi Tumenggung Jagabayan, ia dengan mudah dapat diringkus dan ditahan.

Sementara Ki Demang Raksapura merasa tidak berhasil membokong Tumenggung Jagabayan langsung mengalihkan serangannya pada Dipati Suranenggala.

Ia menyerang menyabet dan menusukan pedangnya ke tubuh Dipati Suranenggala, sayangnya seluruh serangan tersebut tidak membuahkan hasil apapun. Pedang yang ia babatkan patah dan dalam sekali serangan kepala Ki Demang Raksapura hancur dan mati terkapar.

Arya Mangkubumi langsung menyerang lawan yang dihadapinya dengan keris, Syekh Magelung Sakti dengan gerak cepat menangkap keris tersebut dan mematahkannya dengan mudah.

Baca Juga: Jawaban Nabi Khidir saat Ditanya Tentang Syekh Abdul Qadir Jaelani

Melihat kemampuan lawan yang dihadapinya sangat sakti ia kemudian menyerah dan bersedia ditahan. Sementara tersisa satu pertarungan sengit antara Mbah Kuwu dengan Prabu Cakraningrat.

Prabu Cakraningrat yang murka karena tantangannya terhadap Sunan Gunung Jati tidak terpenuhi langsung menyerang melepaskan trisulanya ke arah Mbah Kuwu yang berhasil mematahkannya.

Disusul dengan serangan Capa (pedang pendek), juga bisa dipatahkan karena  atas ridho Allah yang memberkahi badong batok yang dimiliki Mbah Kuwu, mmampu menangkal serangan-serangan yang dilancarkan Prabu Cakra ningrat.

Tidak berhenti disitu kemudian Sang Prabu menyerang dengan sebilah keris tetapi keris tersebut menjadi lumer saat dihadapkan cincin ampal yang dipakai Mbah Kuwu.

Mendapati hal tersebut kemudian sang prabu merapalkan Aji Wisesa sehingga ia mampu megeluarkan ribuan anak panah bagaikan air hujan mengarah pada Mbah Kuwu.

Baca Juga: Link Tes Ujian IQ Docs Google Form, Buruan Coba dan Cari Tahu Tingkat Kecerdasan yang Dimiliki

Sementra Mbah Kuwu dengan tenang menadahi ribuan anak panah tersebut dengan berkah cicin ampal yang mampu menyerap ribuan anak panah tersebut.

Semua serangan yang dilakukan tak berarti apa-apa terhadap lawan yang didahadapinya, membuat  Sang Prabu Cakraningrat semakin murkah, kemudian dengan seluruh kesaktian yang dimilikinya, ia berubah menjadi kodok putih yang sangat besar.

Menghadapi hal itu Mbah Kuwu Cirebon kemudian berdoa memohon Ridho Allah sehingga hadir Naga Putih besar untuk menghadapi kodok putih jelmaan sang Prabu Cakraningrat. Naga itupun kemudian mengejar kemana pun kodok bersembunyi.

Karena merasa diri kemampuan lawan sulit dan tidak mampu diatasi, maka Sang Prabu Cakraningrat akhirnya memilih melarikan diri.

Baca Juga: Kesaktian Mbah Kuwu Cirebon dan Para Senopati Utusan Sunan Gunung Jati dalam Perang Penaklukan Rajagaluh

Demikian paparan sekilas menegenai kisah kesaktian Nyi Mas Gandasari kunci penentu kemenangan penaklukan Rajagaluh, semoga bermanfaat.

Disclaimer: tulisan ini diambil dari satu sumber buku sejarah. Sangat mungkin adanya versi sejarah yang berbeda. *

Buku Babad Tanah Sunda Babad Tanah Cirebon P. S. Sulendraningrat

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku Babad Tanah Sunda Babad Tanah Cirebon

Tags

Terkini

Terpopuler